1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kenaikan Air Laut Ancam Migrasi Burung

12 Mei 2013

Jutaan burung yang singgah di daerah rawa pesisir pada masa migrasi tahunan, bisa mati karena kenaikan permukaan air laut dan reklamasi daratan yang merambah sumber makanannya.

https://p.dw.com/p/18VKh
Foto: Getty Images

Tim ilmuwan meneliti daerah rawa pesisir sepanjang rute migrasi burung di Alaska, Rusia, Cina, Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, Papua Nuigini, Australia, dan Selandia Baru.

Dalam penelitian digunakan "graph theory", pendekatan matematika untuk memperkirakan dampak berkurangnya daerah rawa pesisir bagi burung wader. Penelitian kebiasaan migrasi burung wader memprediksi hilangnya 23 hingga 40 persen wilayah sumber makanan, bisa mengakibatkan pengurangan populasi burung hingga 70 persen. Tim ilmuwan asal Australia juga mengatakan beberapa wilayah bahkan kehilangan populasi burung wader 30 hingga 80 persen.

"Setiap tahunnya, jutaan burung wader singgah di daerah rawa pesisir untuk beristirahat dan mencari makan saat bermigrasi dari Rusia dan Alaska ke pesisir Asia Tenggara dan Australia," ujar peneliti Richard Fuller.

"Beberapa daerah rawa pesisir terancam kenaikan permukaan air laut dan bisa tenggelam beberapa puluh tahun mendatang. Jika burung tidak bisa lagi singgah di sana untuk beristirahat dan makan, maka burung tidak akan mampu menyelesaikan perjalanan ke daratan tujuan untuk berkembang biak." 

Sementara Takuya Iwamura dari Universitas Stanford menambahkan, "Kenaikan permukaan air laut setinggi 150 cm bisa mengakibatkan tenggelamnya 35 persen daerah rawa pesisir dan 60 persen pengurangan populasi burung jenis kedidi golgol, gajahan timur dan kedidi besar."

Kini para peneliti memulai penelitian kedua yang akan mencari cara terbaik untuk menyelamatkan burung wader yang mulai punah dan cara penanganan masalah agar tidak semakin meluas.

vlz/dk (afp, rtr)