1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

160610 Bodenschätze Afghanistan

17 Juni 2010

Komandan AS di Afghanistan, Jendral David Petraeus menyebut penemuan cadangan mineral ini sebagai 'potensi menakjubkan'. Potensi sumber alam Afghanistan sebenarnya sudah diteliti sejak lama.

https://p.dw.com/p/Nsx6
Di bawah tanah yang tampak tandus seperti inilah tersimpan cadangan mineral dalam jumlah besar di AfghanistanFoto: picture alliance/dpa

Di Afghanistan, laporan tentang adanya simpanan sumber alam yang bernilai sekitar 1 triliun Dollar itu disambut dengan gembira. Penasehat Presiden Hamid Karzai untuk masalah pertambangan, Abdurrahman Ashraf, menerangkan, pemerintahnya akan segera menguji laporan dari Washington itu.

Adanya simpanan sumber alam yang cukup besar di Afghanistan sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Selama masa pendudukan Uni Soviet, para ahli geologi Soviet sudah melakukan berbagai penelitian. Ketika pasukan Uni Soviet ditarik dari Afghanistan, ahli-ahli Afghanistan menyembunyikan data-data yang ditinggalkan rekan-rekannya dari Soviet. Data-data itu baru mereka keluarkan setelah pasukan aliansi Barat menggulingkan kekuasaan Taliban tahun 2001.

Ahli Afghanistan Sayfuddin Sayhoon menerangkan, "Amerika Serikat tidak punya informasi baru tentang sumber alam itu. Ini sebenarnya data-data lama. Angka-angka yang disebut Amerika Serikat malah terlalu rendah. Sumber-sumber lain menyebutkan, nilai simpanan sumber alam itu bisa mencapai 6 triliun Dollar."

Para pengamat di Kabul bertanya-tanya, mengapa Amerika Serikat justru baru sekarang mempublikasi berita ini. Mungkin pemerintah AS berusaha menenangkan warganya sendiri dengan menunjukkan, bahwa serdadu mereka tidak berperang percuma di Afghanistan.

Sayfuddin Sayhoon menduga ada motif lain lagi, "Amerika Serikat sedang memperingatkan Afghanistan agar memikirkan dengan baik eksplorasi sumber alam ini. Berita ini juga ditujukan untuk menarik perhatian perusahaan-perusahaan Barat. Beberapa perusahaan Barat sudah mempertimbangkan penambangan sumber alam di Afghanistan."

Mungkin itu juga sebabnya, mengapa Abdurrahman Ashraf, penasehat khusus Presiden Karzai, cepat-cepat meredam harapan berlebihan pada sumber daya alam di negaranya. "Eksploitasi dan penjualan sumber alam ini perlu keahlian khusus yang belum kami miliki. Selain itu, generasi kami juga tidak berhak menjual semuanya."

Ashraf menambahkan, sumber daya alam itu sebaiknya dijual ke Cina atau India daripada ke pembeli dari Barat. Alasannya, lokasi kedua negara itu lebih menguntungkan. Namun ia tidak memberi keterangan lebih lanjut. Pemerintah Afghanistan kelihatannya ingin memanfaatkan isu simpanan sumber daya alam untuk memperkuat posisi tawarnya terhadap negara-negara Barat, Cina dan India.

Arif Arahmand/ Cem Sey/Hendra pasuhuk

Editor: Ziphora Robina