1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Keraguan terhadap Presiden Jerman Wulff

5 Januari 2012

Presiden Jerman Christian Wulff memberikan wawancara televisi terkait skandal kredit rumah pribadinya. Pemerintah di Berlin menganggapnya sebagai "isyarat keterbukaan", sementara oposisi menjawabnya "tidak layak".

https://p.dw.com/p/13eck
Presiden Christian Wulff dalam wawancara televisi, Rabu (04/01). (Foto: dapd)
Presiden Christian Wulff dalam wawancara televisi, Rabu (04/01).Foto: dapd

Wawancara televisi Presiden Jerman Wulff terkait skandal kredit rumah kontan memicu reaksi. Politisi dari berbagai partai bahkan sudah berkomentar sebelum wawancara itu berakhir.

"Jangan Merusak Jabatan Tertinggi Negara"

Ketua delegasi CSU negara bagian Bayern Gerda Hasselfeldt (Foto: dapd)
Ketua delegasi CSU negara bagian Bayern Gerda HasselfeldtFoto: dapd

Gerda Hasselfeldt, ketua delegasi daerah dari Uni Kristen Sosial, dalam pertemuan partai di negara bagian Bayern, mengatakan, "Saya meminta semua wakil partai yang demokratis, untuk tidak merusak jabatan tertinggi negara." Wakil kubu konservatif negara bagian Bayern itu sangat hati-hati mengungkapkan dukungannya untuk Wulff. Kini ia menjelaskan bahwa presiden "telah memberikan jawaban atas semua pertanyaan dan juga menyesalkan kekeliruannya dalam mengambil keputusan."

Sekjen Uni Kristen Demokrat  (CDU) Hermann Gröhe menilai wawancara televisi Wulff sebagai "isyarat keterbukaan". Gröhe menambahkan bahwa Wulff akan berhasil meraih kembali kepercayaan rakyat.

"Bukan Upaya Pembebasan"

Menurut politisi oposisi, Presiden Wulff tidak meyakinkan dalam memberikan jawabannya. Wakil ketua fraksi Partai Demokrat Sosial, Hubertus Heil, seusai acara wawancara televisi Wulff mengatakan, "Pertanyaannya masih terbuka. Pertanyaan yang muncul apakah ia berhak dan masih berhak menjabat sebagai presiden. Masalahnya apakah ia melanggar aturan negara bagian Niedersachsen saat menjabat sebagai perdana menteri negara bagian. Pertanyaannya bagaimana presiden bisa menghadapi media seperti yang dilakukannya dulu."

Lebih lanjut Heil keras menyebutkan bahwa wawancara itu bukanlah "upaya pembebasan". Heil menambahkan bahwa meningkatnya keraguan terhadap kepemimpinan Presiden Wulff terus berlangsung.

"Wulff Bukan Korban Media"

Wulff menjadi sasaran kritik karena ia mendapatkan kredit rumah dari pasangan pengusaha teman Wulff. Beberapa hari lalu terlontar tuduhan baru bahwa sebelum skandal itu dibongkar media, Wulff meninggalkan pesan telepon untuk pemimpin redaksi koran kuning Bild. Dalam pesan teleponnya, Wulff ingin agar pemberitaan mengenainya tidak naik cetak.

Heil mengritik, dalam wawancara televisi Wulff berusaha menggambarkan dirinya sebagai korban. "Christian Wulff bukan korban media, tapi membuat masalah yang harus dipertanggungjawabkannya dan diselesaikannya," ujar Heil di Berlin. Seperti sebelumnya Heil tidak menuntut mundur Wulff, tapi meminta Kanselir Angela Merkel untuk membuat pernyataan terkait tuduhan terhadap Wulff. "Wulff adalah kandidat pilihan Merkel, tentu sekarang terdapat keraguan mengenai Wulff bisa melaksanakan tugasnya."

Partai Hijau juga menuntut Merkel agar ia membuat pernyataan mengenai Wulff. Selama ini Kanselir Angela Merkel selalu menugaskan jurubicaranya menyatakan bahwa dirinya mempercayai Wulff.  Tahun 2010, Merkel mengusulkan agar Christian Wulff menjadi presiden Jerman penerus Horst Köhler yang mundur tiba-tiba.

Mathias Bölinger/Luky Setyarini

Editor: Christa Saloh-Foerster