1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerja Sama Iklim Diharapkan Perbaiki Hubungan AS dan Cina

18 Juli 2023

Dalam kunjungan Utusan Iklim Amerika Serikat (AS) John Kerry, Cina dan AS diharapkan dapat menggunakan kerja sama iklim untuk mendefinisikan kembali hubungan mereka yang bermasalah.

https://p.dw.com/p/4U2eE
Utusan Iklim AS John Kerry (kiri) dan rekannya dari Cina, Xie Zhenhua di Cina, Senin, 17 Juli 2023
Utusan Iklim AS John Kerry (kiri) menjabat tangan rekannya dari Cina, Xie Zhenhua di Cina, Senin, 17 Juli 2023Foto: Valerie Volcovici/REUTERS

Kedua negara juga diharapkan dapat memimpin dalam upaya mengatasi pemanasan global, kata Utusan Iklim Amerika Serikat (AS) John Kerry kepada pejabat senior Cina, Selasa (18/07).

Lawatan tiga hari John Kerry ke Cina bertujuan menghidupkan kembali kerja sama iklim antara dua negara penghasil gas rumah kaca terbesar dunia ini. Kunjungan ini bertepatan dengan terjadinya gelombang cuaca ekstrem di Cina dan seantero planet Bumi, termasuk panas ekstrem di AS bagian barat yang menyebabkan suhu di Death Valley California mencapai 53 derajat Celsius pada hari Minggu (16/07).

"Harapan kami adalah, ini bisa menjadi awal dari definisi baru kerja sama dan kapasitas untuk menyelesaikan perbedaan di antara kita," kata Kerry kepada diplomat tinggi, Wang Yi, dalam pertemuan di gedung legislatif Cina, Great Hall of People.

Kepada Perdana Menteri Li Qiang, Kerry mengatakan bahwa situasi iklim bisa menjadi lebih buruk musim panas ini. Ia juga mengutip laporan bahwa stasiun cuaca di wilayah Xinjiang, di bagian barat laut Cina, telah mencatat suhu tinggi sepanjang masa yakni 52,3 derajat Celsius pada hari Minggu.

"Prediksinya jauh lebih serius daripada sebelumnya," tambah Kerry setelah interupsi oleh Li Qiang yang mengungkapkan keraguannya tentang laporan suhu di Xinjiang.

Sektor yang selama ini menjadi perselisihan utama kedua negara yaitu termasuk masalah pembiayaan iklim, konsumsi batu bara oleh Cina, dan skema pengurangan gas metana yang sangat berpotensi membentuk gas rumah kaca. 

Berharap awal baru bagi hubungan diplomatik Cina dan AS

Dalam sambutan pembukaannya, Diplomat Wang Yi mengatakan kedua belah pihak telah menderita karena kurangnya komunikasi. Meski demikian, Cina percaya melalui dialog baru "kita dapat menemukan solusi yang layak bagi tiap masalah."

Wang menambahkan bahwa terkadang masalah kecil bisa menjadi masalah besar, dan bahwa dialog harus dilakukan atas dasar kesetaraan. Ia merujuk kepada kritik AS terhadap kebijakan luar negeri Cina yang dinilai agresif, dugaan pelanggaran hak asasi terhadap minoritas Muslim dan Buddha, dan sanksi perjalanan terhadap pejabat negara seperti terhadap pemimpin Hong Kong yang ditunjuk Beijing.

Sementara Kerry mengatakan kepada Wang bahwa pembicaraan ini dapat memberikan awal baru bagi kedua negara yang telah terperosok ke dalam perselisihan mengenai Taiwan dan persaingan dagang.

"Kita sangat berharap ini bisa menjadi awal, bukan hanya percakapan antara Anda dan saya dan kita dalam masalah iklim, tapi kita bisa mulai mengubah hubungan yang lebih luas," ujar Kerry kepada Wang. Kerry juga merujuk pada kerja sama mereka, termasuk pada pembicaraan nuklir Iran.

Hubungan di antara kedua negara mencapai titik terendah dalam sejarah akibat perselisihan tarif dagang, akses ke teknologi, hak asasi manusia, dan ancaman agresi Cina terhadap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.

Pada Agustus 2022, Cina memutusk sejumlah kontak tingkat menengah dan tinggi dengan pemerintahan Biden, termasuk mengenai masalah iklim. Langkah ini dilakukan sebagai protes atas kunjungan Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, ke Taiwan yang diklaim Cina sebagai wilayahnya. Saat itu, Cina mengatakan kunjungan tersebut berpotensi menarik AS ke dalam konflik besar di wilayah yang sangat penting bagi perekonomian global ini.

Kerry adalah pejabat senior ketiga di administrasi Biden yang melakukan perjalanan ke Cina untuk bertemu dengan rekan sejawat mereka dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Keuangan Janet Yellen juga datang berkunjung.

ae/hp (Reuters, AP)