1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerusuhan di Mesir Berlanjut

3 Februari 2012

Aksi kekerasan di Mesir pasca kerusuhan sepakbola di Port Said terus merebak. Dalam aksi protes terbaru, sedikitnya dua tewas dan 600 cedera.

https://p.dw.com/p/13wII
Foto: dapd

Ribuan warga Mesir yang marah kembali turun ke jalanan, Kamis malam (02/02) menyusul aksi kerusuhan fans sepakbola di stadion Port Said, yang menewaskan lebih dari 70 orang dan melukai ratusan lainnya. Sekitar 10.000 warga di ibukota Kairo berkumpul di Lapangan Tahrir dan di kota Suez, sekitar 3.000 demonstran turun ke jalanan, memprotes dewan tertinggi militer.

Neue Unruhen in Kairo 02.02.2012
Kerusuhan dalam aksi protes di Kairo.Foto: dapd

Para demonstran kembali menuduh aparat keamanan gagal mengatasi aksi kekerasan. Mereka menyebutkan, pemerintah militer membiarkan dan bahkan memprovokasi pecahnya aksi kerusuhan di stadion Port Said. Para demonstran juga menuntut dewan militer yang berkuasa untuk segera mundur.

Sedikitnya dua demonstran dilaporkan tewas ditembak aparat keamanan, ketika mencoba menyerbu markas aparat keamanan dalam aksi protes di kota Suez. Puluhan lainnya cedera.

Sementara di ibukota Kairo, menurut laporan televisi, sedikitnya 600 demonstran terluka akibat tembakan peluru karet dan granat gas air mata. Polisi menembakkan gas air mata ke arah demonstran yang berusaha menyerbu gedung kementrian dalam negeri. Para demonstran sebelumnya melemparkan batu dan membakar ban-ban bekas.

Ditunggangi antek rezim lama

Partai Ikhwanul Muslimin yang merupakan fraksi terkuat di parlemen, menuding antek-antek rezim lama dari mantan presiden Hosny Mubarak yang digulingkan, berada di balik kerusuhan di stadion Port Said. Sejumlah anggota parlemen menuntut mundurnya menteri dalam negeri, yang dinilai bertanggung jawab atas tragedi yang disebut “Rabu Hitam“.

Sondersitzung Parlament in Kairo 02.02.2012
Parlemen gelar sidang darurat.Foto: dapd

Anggota parlemen Wahid Abdul Maguid mengatakan : “Kami memutuskan sejumlah tindakan, dan mengkaji proses hukum terhadap menteri dalam negeri, termasuk mendesaknya mundur. Parlemen akan terus membahasnya, hingga menemukan solusi yang memuaskan dari situasi aktual.“

Menanggapi tindakan parlemen di Kairo, yang mengritik pemerintahan yang dalam pandangan demokrasi sebetulnya tidak memiliki legitimasi, pakar politik Mesir, Omar Ashour mengatakan, itu langkah pertama yang bagus.

“Parlemen menuntut akuntabilitas. Ini pertama kalinya dalam sejarah Mesir, parlemen mendakwa kementrian dalam negeri. Di satu sisi, terdapat keinginan menuntut tanggung jawab aparat keamanan, dan di sisi lainnya menyeret mereka yang tangannya berlumuran darah ke pengadilan.“

Protes lanjutan

Para demonstran juga mengumumkan akan kembali menggelar aksi protes baru Jumat petang ini (03/02). Kelompok oposisi mengritik para jenderal, yang dituding berusaha memicu kekacauan, agar warga Mesir meyakini, tanpa dewan militer, negara itu tidak akan dapat diperintah.

Masyarakat internasional juga mengecam aki kekerasan di Mesir itu. Sekjen PBB, Ban Ki Moon menuntut penguasa di Kairo, untuk melakukan tindakan yang sepadan. Sementara Uni Eropa menuntut pengusutan independen secepatnya. Perhimpunan sepakbola dunia-FIFA juga menuntut pengusutan segera dan laporan lengkap terkait kerusuhan di stadion Port Said.

Agus Setiawan (dapd/dpa/rtr) 

Editor : Renata Permadi