1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kesehatan Ariel Sharon Memburuk

2 Januari 2014

Kesehatan bekas Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon memburuk drastis menyusul disfungsi sejumlah organ penting. Kini nyawa bekas orang nomer satu di Yerusalem itu terancam.

https://p.dw.com/p/1AkJM
Foto: Menahem Kahana/AFP/Getty Images

Kondisi bekas Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon memburuk secara dramatis. Menurut keterangan pihak rumah sakit, pria berusia 85 tahun itu berada dalam "kondisi kritis," kata Professor Zeew Rothstein, Kamis (2/1) di rumah sakit Tel Hascomer, Tel Aviv.

Menurut Rothstein, sejumlah organ penting sudah tidak berfungsi normal. Kendati begitu ia tidak bisa memprediksi peluang hidup Sharon. Media-media sebelumnya melaporkan, bekas jendral yang memimpin perang enam hari itu antara lain menderita gagal ginjal.

"Arik (panggilan Sharon -red) adalah pria yang tangguh," kata Rothstein. "Ia sebelumnya sudah berulangkali mengalami situasi pelik." Keluarga Sharon saat ini dikabarkan sudah berada di rumah sakit. Tim dokter membantah laporan media bahwa Sharon mendapat terapi cuci darah usai mengalami gagal ginjal.

Terancam Gagal Organ

"Kerusakan terjadi pada beberapa organ sekaligus," kata Rothstein. Sharon saat ini menerima terapi obat-obatan. Terakhir ia mengalami beberapa infeksi yang semakin memperburuk kondisi kesehatan.

Situs "Ynet" yang mengutip tim dokter melaporkan, Sharon sejak beberapa bulan terakhir dirawat di unit perawatan intensif. Setelah itu kondisinya membaik, kecuali beberapa hari terakhir ketika tim dokter mencatat "kemunduran drastis".

Sharon mengalami koma usai mendapat serangan strooke 4 Januari 2006. Ia kemudian dioperasi selama tujuh jam menyusul pendaharan otak yang dialaminya tidak lama setelah dikirimkan ke rumah sakit. Sejak saat itu nyawa Sharon bergantung pada alat penunjang kehidupan.

Setahun silam tim dokter melaporkan, kondisi kesehatan Sharon mulai membaik lantaran otaknya mulai kembali "aktiv." Namun begitu, kondisi Sharon saat itu tidak lekas membaik. Sejak 2006 ia tidak menunjukkan tanda-tanda akan kembali sadar.

Kiprah Politis Kontroversial

Israel Ariel Sharon und Shimon Peres Archivbild 1975
Jendral Ariel Sharon (ka) dan Shimon Peres (ki) saat berkunjung ke Ras Sudar di Mesir, 1975.Foto: Hulton Archive/Getty Images

Sharon terpilih sebagai perdana menteri 2001 silam. Setelah mendukung kebijakan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki, Sharon 2005 memerintahkan penarikan pasukan Israel dari jalur Gaza dan membubarkan pemukiman Yahudi di kawasan tersebut.

Langkah penarikan mundur pasukan dari Jalur Gaza menimbulkan gejolak di tubuh partai. Sharon mengundurkan diri dari Partai Likud pada November 2005 dan membentuk partai baru yang diberi nama Partai Kadima.

Setelah dimakzulkan dari jabatannya lantaran kondisi kesehatan, Sharon digantikan oleh Wakil Perdana Menteri, Ehud Olmert. Bersamanya Partai Kadima memenangkan pemilu 2006 dan Olmert menjabat kepala pemerintahan Israel hingga 2009.

rzn/hp (afp,dpa)