1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kesempatan Terakhir Menyelamatkan Euro

8 Desember 2011

KTT puncak Uni Eropa di Brüssel dibuka Kamis (08/12) malam. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy memperingatkan tidak akan ada "kesempatan kedua“ dalam penyelamatan Euro.

https://p.dw.com/p/13PAK
Pemimpin Uni Eropa berunding untuk menyelamatkan EuroFoto: picture-alliance/dpa

Jika konferensi tingkat tinggi Eropa ini gagal mencapai tujuannya, maka resiko terjadinya „ledakan“ akan melanda Eropa,“ demikian peringatan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dalam KTT  Eropa, yang berlangsung dua hari di Brüssel, Belgia.

Di tengah besarnya perbedaan pandangan antara negara-negara kawasan pengguna mata uang Euro dan non pengguna Euro -- seperti Inggris dan Polandia--, para pemimpin Uni Eropa harus menemukan cara untuk meyakinkan para investor bahwa mereka masih kokoh berdiri, dibalik melemahnya ekonomi Italia dan Spanyol.

KTT Eropa dibuka pada pukul setengah delapan malam waktu setempat, usai pertemuan tertutup jajaran kunci, yang melibatkan Jerman dan Perancis,  kepala Bank Sentral Eropa ECB dan tiga pejabat tinggi kawasan pengguna Euro. Pertemuan awal ini dilakukan untuk mematangkan  rencana perubahan naskah perjanjian Eropa, dalam upaya menegakan disiplin anggaran yang lebih baik.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, para pemimpin harus memperbaiki kredibilitas mata uang Euro. Dikatakannya, sangat penting  mengupayakan Euro memperoleh kembali kredibilitasnya. Perubahan perjanjian menurutnya, merupakan langkah agar dapat lebih maju menuju penyatuan stabilitas. 

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengemukakan ia membela kepentingan Inggris agar  tidak terganggu krisis.  Pernyataan itu disampaikannya di tengah kecemasan bahwa Inggris akan menghalangi perundingan dengan tuntutan kuncinya, bahwa setiap perubahan dalam perjanjian tidak boleh berakibat pada pusat finansial di London.  Ia mengatakan, Inggris jelas mendukung kestabilan kawasan pengguna Euro, yang tentunya baik artinya bagi negara-negara Eropa, termasuk Inggris. Namun ditandaskan Cameron, kepentingan Inggris juga harus dilindungi.

Bank Sentral Eropa ECB menurunkan nilai suku bunga dan mempermudah akses dalam pendanaan bank. Namun Kepala ECB Mario Draghi juga mengurangi harapan bahwa institusinya dapat meminjamkan bantuan dalam skala lebih besar. Dikatakannya,  pemerintah negara-negara Eropa harus melakukan yang terbaik, dalam kerangka mendorong reformasi finansial dan struktural. Keputusan penting ada di tangan pemimpin, ujarnya lebih lanjut. Para investor dan ekonom berharap agar Bank Sentral Eropa dapat membeli obligasi pemerintah tanpa batasan kepentingan negara pengutang, untuk menekan bunganya. Hal yang ditentang Draghi “Sebuah mekanisme, dimana uang dijalankan oleh negara-negara Eropa, seharusnya tidak mengaburkan fakta, bahwa kita memiliki perjanjian, yang menyebutkan bahwa tidak ada pembiayaan moneter negara. Pertanyaannya adalah apakah IMF dapat menggunakan mekanisme ini adalah amat kompleks. Pertanyaan ini selalu datang dengan menghormati semangat perjanjian.“

Perjanjian Uni Eropa melarang ECB membeli obligasi pemerintah secara langsung. Karena hal ini akan mengakibatkan inflasi.

Sementara itu, menyaksikan dengan penuh cemas dari seberang Atlantik, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, Eropa mempunyai kapasitas untuk bertindak mengakhiri krisis regional. Namun mereka harus menunjukan kemauan politik untuk melakukannya. Obama menyatakan kini Eropa mengakui situasi darurat dan harus melakukan langkah serius dan berani.

Para pejabat kawasan Euro kini bekerja sesuai rencana, mempercepat dana penyelamatan dengan mengucurkan pinjaman dari bank-bank sentral kawasan Euro nasional pada dana Moneter Internasional IMF.

rtr/afp/dw/Ayu Purwaningsih

Editor: Andy Budiman