1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ketika Donald Trump Kehilangan Corongnya di Media Sosial

8 Januari 2021

Raksasa media sosial Facebook dan Twitter akhirnya memblokir akun Donald Trump. Facebook menyatakan menutup akun itu "tanpa batas waktu" dan Twitter membekukan akun selama 12 jam.

https://p.dw.com/p/3nfHL
Foto ilustrasi akun Twitter Donald Trump
Foto ilustrasi akun Twitter Donald TrumpFoto: Olivier Douliery/AFP

Setelah serangan massa pendukung Donald Trump ke Capitol pada Rabu malam (06/01), raksasa media sosial seperti Facebook dan Twitter bereaksi menutup akses ke akunnya. Presiden AS dinilai menyebarkan kebohongan dan menyulut kerusuhan dan penyerangan ke Kongres AS di Capitol, ketika anggota Kongres sedang bersidang untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilu presiden.

Twitter mengunci akun Donald Trump yang memiliki 88 juta followers selama 12 jam. Twitter Safety menulis, langkah itu diambil karena "pelanggaran berat dan berulang kali terjadi terhadap kebijakan Integritas Sipil kami."

Twitter juga meminta penghapusan tiga konten dari Donald Trump, termasuk video, dan memperingatkan: "Jika tweet tidak dihapus, akun akan tetap terkunci." Twitter kemudian melaporkan, postingan itu sudah dihapus oleh pemilik akun dan memperingatkan bahwa pelanggaran lebih lanjut terhadap aturan Twitter akan mengakibatkan pembekuan secara permanen.

"Kebijakan kepentingan publik kami - yang telah memandu tindakan penegakan di bidang ini selama bertahun-tahun - berakhir di mana kami yakin risiko bahaya lebih tinggi dan atau lebih parah," tambah Twitter.

Facebook tutup akun Donald Trump "tanpa batas waktu"

Facebook bereaksi lebih keras dan mengatakan pihaknya telah memblokir akun Donald Trump "tanpa batas" waktu, termasuk akun di Instagram. Direktur Utama dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg dalam sebuah postingan mengatakan:

"Selama beberapa tahun terakhir, kami telah mengizinkan Presiden Trump untuk menggunakan platform kami sesuai aturan kami, terkadang menghapus konten atau melabeli postingan yang melanggar kebijakan kami. Kami melakukan ini karena kami yakin bahwa publik memiliki hak atas akses seluas mungkin ke pidato politik, bahkan pidato kontroversial. Tetapi konteks sekarang ini secara fundamental berbeda, yang melibatkan penggunaan platform kami untuk menghasut pemberontakan dengan kekerasan terhadap pemerintah yang dipilih secara demokratis."

Selanjutnya Marc Zuckerberg menulis: "Kami percaya risiko mengizinkan Presiden untuk terus menggunakan layanan kami selama periode ini terlalu besar. Oleh karena itu, kami memperpanjang pemblokiran yang kami berlakukan di akun Facebook dan Instagramnya tanpa batas waktu dan setidaknya selama dua minggu ke depan hingga transisi kekuasaan damai selesai. "

Toko online juga tutup akses

Penyedia layanan e-commerce Shopify juga menutup akses toko online yang menyediakan aneka ragam memorabilia Trump. Dalam sebuah pernyataan yang disebarkan ke pers dan media disebutkan:

"Shopify tidak menolerir tindakan yang menghasut kekerasan. Berdasarkan peristiwa baru-baru ini, kami telah menetapkan bahwa tindakan Presiden Donald J Trump melanggar kebijakan penggunaan platform kami, yang melarang promosi atau dukungan organisasi, platform, atau orang yang mengancam atau membenarkan kekerasan. Akibatnya kami menghentikan akses toko yang berafiliasi dengan Presiden Trump."

Tak lama setelah pernyataan itu dirilis, situs shop.donaldjtrump.com dan trumpstore.com tidak bisa diakses lagi.

hp/ha (rtr, afp)