1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Melania Trump Menentang Politik Imigrasi Suaminya

18 Juni 2018

Kebijakan keras Donald Trump membuat sekitar 2.000 anak-anak migran gelap terpisah dari keluarganya. Hal ini mengundang protes luas dari berbagai kelompok, termasuk dari Melania Trump.

https://p.dw.com/p/2zm86
US-Präsident Donald Trump und Melania Trump
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Harnik

Presiden Donald Trump minggu ini direncanakan bertemu dengan anggota dewan dari kubu Republik untuk membahas undang-undang imigrasi. Trump telah memberlakukan kebijakan keras di kawasan perbatasan. Sejak itu di perbatasan AS-Mexiko banyak imigran gelap ditahan untuk dipulangkan, tapi anak-anak mereka ditahan secara terpisah.

Kebijakan ini mengundang protes dari kalangan publik dan dunia internasional. Kepala hak asasi manusia PBB Zeid Ra'ad Al Hussein mendesak AS untuk menghentikan pemisahan orangtua dari anak-anaknya. Dalam pidato hari Senin (18/6) di hadapan pertemuan dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, dia mengatakan:

"Pemikiran bahwa sebuah negara berusaha menghalangi orangtua masuk dengan cara melanggar hak anak-anaknya adalah rendah budi," kata Zeid.

Sekitar 2.000 anak dipisahkan dari keluarga mereka antara pertengahan April dan akhir Mei setelah pemerintahan Trump mengumumkan kebijakan "nol toleransi" dalam kasus imigran ilegal dan melakukan penuntutan pidana.

Anak-anak para imigran gelap yang ditangkap dipisahkan dari orangtua mereka, tanpa kejelasan apa yang akan terjadi dengan mereka.

Seeking asylum at any cost

Ibu Negara Melania berbicara

Gambar anak-anak yang tinggal di tempat penampungan dan dalam tenda-tenda darurat menyulut debat sengit tentang kebijakan imigrasi yang diperketat.

Ibu Negara Melania Trump belum membuat pernyataan publik secara langsung, namun pada hari Minggu (17/6) direktur komunikasinya, Stephanie Grisham, mengatakan kepada media: "Nyonya Trump benci melihat anak-anak terpisah dari keluarga mereka dan berharap kedua kubu (politik) akhirnya bisa bersatu untuk mencapai sukses reformasi imigrasi. "

Selanjutnya Stephanie Grisham mengatakan, Melania Trump "percaya negara ini perlu menjadi negara yang mengikuti semua hukum, tetapi juga negara yang mengatur dengan hati."

Trump hingga saat ini menuduh kubu Demokrat sengaja memblokir kebijakan imigrasinya, sehingga situasi kacau di perbatasan sekarang berlangsung. Namun kritik terhadap kebijakan anti imigrannya juga muncul dari kalangan partainya sendiri.

USA Texas Grenzschutzbeamte stoppen Migranten in Nähe Mexiko-Grenze
Penjagaan ketat di perbatasan AS-Meksiko sejak kebijakan baru Presiden TrumpFoto: Getty Images/J. Moore

Protes di New York dan Texas

Senator Susan Collins, seorang Republikan dari Maine, mengatakan bahwa pemerintah mengirim pesan kepada para imigran gelap: "Jika orang melintasi perbatasan dengan anak-anak, anak-anak itu akan direnggut dari mereka. Itu bisa membuat trauma. Anak-anak itu menjadi korban yang tidak bersalah, dan itu bertentangan dengan nilai-nilai yang kami anut di negara ini," katanya.

Trump diperkirakan akan bertemu dengan anggota Dewan dari kubu Republik hari Selasa (19/6) untuk membahas undang-undang imigrasi, termasuk proposalnya untuk membangun tembok pemisah di sepanjang perbatasan dengan Meksiko.

Pada peringatan Father's Day hari Minggu (17/6), tujuh anggota Kongres dari kubu Demokrat dari New York dan New Jersey bergabung dengan ratusan demonstran di luar fasilitas tahanan imigrasi di New Jersey untuk memprotes kebijakan pemisahanan anak-anak dari orangtuanya.

"Ini bukanlah cara kita sebagai suatu bangsa," kata anggota dewan Jerrold Nadler. Sementara dalam aksi protes serupa di Texas, anggota Dewan Beto O'Rourke memimpin pawai ke fasilitas penampungan anak-anak yang terdiri dari tenda-tenda. Dia menyebut fasilitas itu"tidak manusiawi" dan "ini bukan Amerika".

hp/yf (rtr, ap)