1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kim Jong Il tampil bak diktator militer

27 April 2007
https://p.dw.com/p/CP6g
Kim Jong Il pimpin upacara militer Korea Selatan 25 April lalu
Kim Jong Il pimpin upacara militer Korea Selatan 25 April laluFoto: AP

Di televisi Korea Utara, suara pembawa acara terdengar dramatis ketika melaporkan bagaimana ribuan pasukan berseragam berbaris di ibukota Pyongyang. Presiden Kim Jong-Il secara langsung memimpin upacara militer pada 25 April lalu. Hari Angkatan Bersenjata Korea Utara yang kali ini memperingati 75 tahun lahirnya Tentara Rakyat Korea.

Kini dengan satu juta orang anggota, Tentara Rakyat Korea merupakan yang kelima terbesar di dunia. Dalam pawai itu, panglima militer baru, Kim Gyok-sik mengatakan:

„Jepang dan negara-negara lain yang bersekutu dengan Amerika Serikat, harus menyadari kekuatan militer tentara rakyat korea dan tidak bertindak gegabah.“

Bagi Korea Utara pawai militer ini merupakan isyarat politik yang melepaskan diri dari masa lalu. Dulu, ketika ayah dari presiden Korea Utara sekarang, Kim il sung masih memerintah, pawai militer selalu diselenggarakan pada hari ulang tahunnya. Barulah pawai ini diulang, seminggu kemudian untuk militer.

Tahun ini, raga kekuatan hanya diselenggarakan satu kali, yakni pada Hari Angkatan Bersenjata Korea Utara. Artinya, Kim Jong Il merasa begitu yakin akan kekuasaannya, sehingga untuk pertama kali ia berani keluar dari bayangan politik ayahnya.

Bersamaan dengan ini, genderang propaganda terdengar lebih keras lagi dengan doktrin negara baru, Songun yang diciptakan Kim Jong Il. Kita dapat hidup tanpa manisan, tapi tidak mungkin tanpa peluru. Demikian tulis harian yang menjadi corong pemerintahan.

Sementara di jalan-jalan dan di pabrik-pabrik berkibar umbul-umbul yang menuntut rakyat untuk meneladani kesempurnaan militer Korea Utara. Sedangkan doktrin negara sebelumnya, Juche yang mendengungkan ketidak tergantungan hampir tidak muncul lagi.

Presiden saat ini, sekarang secara resmi disebut Panglima Besar, Kamerad Kim Jong Il. Setelah militer, baru partai. Perubahan ini terjadi setelah tes atom pada Oktober 2006. Sejak itu, hampir setiap hari seluruh media Korea Utara memberitakan bagaimana kuat dan tidak terkalahkannya negara itu.

Bila sebelumnya legitimasi Kim Jong Il sebagai penguasa hanya berpijak pada garis keturunannya, sekarang ia menjual mitos baru tentang kemampuannya menghadapi Amerika Serikat dengan setara.

Sebagai simbol kekuasaannya, 48 rudal dipertontonkan dalam dari pawai itu. Dari empat jenis rudal yang dipertontonkan itu salah satu dikembangkan dari pelurur kendali rusia Scud C dan memiliki jangkauan tembak sampai ke Jepang. Demonstrasi kekuatan ini bisa membuat negara-negara Barat bertanya-tanya, apakah Kim Jong Il betul-betul bersedia tidak memproduksi bom atom.