1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

München: Kota Gamelan Eropa

12 Juni 2018

Festival gamelan terbesar di Eropa diselenggarakan untuk pertama kalinya di München. Selain menjadi tuan rumah acara ini, München melalui museum kotanya selama 30 tahun menjadi tempat orang-orang bermain gamelan.

https://p.dw.com/p/2zKXo
Internationales Gamelan Musikfestival München
Foto: Miranti Hirschmann

Indonesia memberikan julukan baru bagi kota München, yakni Kota Gamelan Eropa. “Kami dengan senang hati memberikan julukan baru bagi München sebagai The Gamelan City of Europe“, ujar Arif Havas Oegroseno, Duta Besar RI untuk Jerman. Hal tersebut disampaikan Dubes Oegroseno dalam sambutannya pada pembukaan acara “Internationales Gamelan Musikfestival München, Indonesia # Bronze.Bamboo.Beats”, 8 Juni 2018 di Münchner Stadtmuseum, München, Jerman.

Andil Kota Munchen dalam mempromosikan gamelan di Eropa terlihat nyata. Tidak hanya sebagai tuan rumah dan penyelenggara kegiatan festival ini, namun juga mempromosikan gamelan di Eropa selama kurang lebih 30 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, lebih dari 20 ribu orang dari berbagai negara mengikuti kegiatan bermusik gamelan yang diselenggarakan museum ini. Untuk itu tidak berlebihan kiranya jika kota ini diberikan julukan sebagai Kota Gamelan Eropa.

Perwakilan pemerintah kota München dalam pidatonya juga menyampaikan kekaguman pada kekayaan budaya gamelan dan perannya dalam mempromosikan people to people contact di berbagai negara. Menanggapi pernyataan Dubes RI mengenai julukan München sebagai Kota Gamelan Eropa, pemerintah kota München menyampaikan akan memberi perhatian dan sumber daya lebih kepada pengembangan dan promosi gamelan dan musik gamelan di kota ini.

Festival Gamelan Internasional München, yang digelar selama 10 hari dari tanggal 8 – 17 Juni 2018, merupakan festival gamelan terbesar pertama yang diselenggarakan di Eropa. Festival ini diikuti oleh sekitar 300 peserta dan 20 grup gamelan dari berbagai negara antara lain Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, Spanyol, Belanda dan Jerman. Tidak hanya menyuguhkan pertunjukan gamelan, 20 grup gamelan tersebut juga berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan para peserta melalui workshop yang menjadi bagian dari acara festival ini.

Indonesia memberikan julukan bagi kota München sebagai “The Gamelan City of Europe”

Salah satu keunikan festival kali ini terlihat dari pertunjukan gamelan yang disajikan dengan memadukan alunan tradisional gamelan Bali dan musik kontemporer. Festival dibuka dengan pertunjukan dari grup gamelan Salukat dan grup Kiai Fatahillah yang dimainkan bersamaan dengan tabuhan lonceng gereja (carillon) Mariahilfkirche.

Sebelum dibuka secara resmi oleh Dewan Kota München, Dr. Constanze Söllner-Schaar, acara festival juga diawali dengan parade Baleganjur, yaitu prosesi pawai yang diiringi musik gamelan dari gereja Mariahilfkirche ke Münchner Stadmuseum. 

Acara pembukaan Festival Gamelan Internasional Munchen turut dimeriahkan dengan penampilan berbagai jenis gamelan dan aneka cit arasa aliran musik dari grup Puspa Gita Pertiwi, Gamelan Salukat, Tingklik dan India, Balawan dan Batuan Ethic Fusion,
Kyai Fatahillah dan Jegog Art Project. Sebanyak kurang lebih 10 ribu pengunjung diharapkan akan melihat berbagai penampilan pertunjukan musik gamelan di berbagai tempat di München selama 10 hari tersebut.

na/vlz (KBRI Berlin)