1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kisah Mendiang Mantan Istri Nelson Mandela

3 April 2018

Winnie Madikizela-Mandela, mantan istri tokoh anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela, meninggal di usia 81 tahun. Dikenal sebagai 'Mama Wetu', ia dianggap sebagai sosok yang kontroversial semasa hidupnya.

https://p.dw.com/p/2vOiI
Südafrika Winnie Mandela
Foto: Imago/Gallo Images

Pada tahun 1958, pekerja sosial dan aktivis hak perempuan Nomzamo Winifred Zanyiwe Madikizela menikah dengan aktivis anti-apartheid Nelson Mandela, yang populer di kalangan warga kulit hitam Afrika Selatan. Saat itu ia berumur 24 tahun dan menjadi istri kedua Mandela.

"Saya tidak sadar betapa sulitnya jalan hidup yang ada di depan saya. Kami menikah Juni 1958, dan bulan September dia sudah dipenjara," kata Winnie Mandela dalam sebuah wawancara.

Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya tanpa sang suami: rezim apartheid Afrika Selatan menangkap Nelson Mandela pada tahun 1962; pada 1964 Mandela dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara Pulau Robben.

Penghasut kekerasan?

Winnie Mandela mulai merasakan tekanan juga. Dia membesarkan dua putri mereka, Zenani dan Zindziwa sendirian. Dia juga ditangkap berulang kali oleh polisi.

Tahun 1977, ia dibuang ke kawasan terpencil dan baru pada tahun 1985 ia diizinkan untuk kembali ke rumahnya di Soweto, Johannesburg.

Winnie Mandela juga dijuluki "Mama Wetu" - "Ibu Bangsa" - sebuah istilah menggambarkan rasa sayang dan hormat yang dikenal hingga ke luar Afrika Selatan.

Tapi reputasinya ternoda di akhir 80-an. Harian Inggris "The Guardian" mengutipnya omongannya: "kami akan membebaskan negara ini" dengan "kotak korek api dan kalung kami", yang ditafsirkan sebagai dukungan implisit terhadap pembunuhan politik dengan membakar ban-ban yang disiram bensin dan kemudian merusak gerakan anti apartheid. Suaminya dan partainya, Kongres Nasional Afrika (ANC), menentang praktik-praktik ini.

Klub sepak bola "Mandela United Football Team" yang ia dirikan dan yang anggotanya ia juga gunakan sebagai pengawal, juga menjadi berita utama di media. Beberapa anggotanya dituduh terlibat dalam penyiksaan, perkosaan dan pembunuhan. Salah satu yang diduga menjadi korban adalah James Seipei yang baru berusia 14 tahun. Seipei menghilang pada tahun 1988. Beberapa saksi mata menuduh pengawalnya telah membunuh pendukung ANC muda itu karena mereka menduga dia memberikan informasi kepada polisi.

Beberapa bahkan mengklaim Mandikizela-Mandela membunuh bocah itu sendiri. Sebuah investigasi oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Afrika Selatan beberapa tahun kemudian juga tidak dapat menemukan siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Berpisah dengan Nelson Mandela

Ketika Nelson Mandela dibebaskan dari penjara pada tahun 1990, dan Winnie membuat comeback sebagai seorang wanita di sisi seorang pejuang kemerdekaan, kepopulerannya mulai naik lagi. Tapi pernikahannya berantakan.

Tahun 1992, Nelson Mandela mengumumkan perpisahannya - karena alasan politik, kata mereka. "Saya harap Anda bisa memahami rasa sakit yang saya rasakan sekarang," katanya kepada wartawan pada konferensi pers di Johannesburg. Mereka resmi bercerai tahun 1996 setelah 38 tahun menikah.

Namun demikian, Winnie Madikizela-Mandela masih naik pangkat di ANC: 1993 ia menjadi presiden Liga Wanita ANC, pada tahun 1994 wakil menteri untuk seni, budaya, sains dan teknologi.

Winnie telah berdamai dengan mantan suaminya sebelum dia meninggal. Dia datang ke pesta ulang tahunnya yang ke-90 di stadion sepak bola di Pretoria pada tahun 2008 dan berdiri di sampingnya, bersama istri ketiganya, Graca Machel. Kedua wanita itu juga berada di sisinya ketika dia meninggal tahun 2013 pada usia 95 tahun.

Nelson Mandela dimakamkan di desa Qunu dekat tempat kelahirannya. Winnie Mandikizela-Mandela pergi ke pengadilan untuk menuntut akses ke sebidang tanah di mana Mandela dimakamkan tetapi ia kalah. Mandela tidak menyebutkan nama mantan istrinya dalam surat wasiat terakhirnya.

Daniel Pelz, Martina Schwikowski (vlz/hp)