1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kisruh Sampah DKI, Jokowi Turun Tangan

9 November 2015

Masalah sampah di Jakarta terus berlanjut. Setelah distribusi sampah terganggu, lewat instruksi Jokowi, truk sampah diizinkan melitas 24 jam. Pemerintah DKI Jakarta berencana akan mengolah sampah sendiri.

https://p.dw.com/p/1H26j
Foto: picture-alliance/dpa

Para petugas sapu jalan dari Dinas Kebersihan dan juga warga DKI Jakarta bisa bernafas sedikit lega. Dengan beroperasinya kembali truk-truk pengangkut sampah secara normal, tumpukan sampah yang sebelumnya menggunung di berbagai wilayah Jakarta kini berangsur dikurangi. Distribusi sampah Jakarta ke TPST Bantar Gebang sempat tersendat setelah pecahnya konflik antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan perusahaan pengelola TPST PT Godang Tua Jaya. Konflik sampah ini dipersulit dengan aksi penghadangan warga terhadap truk sampah DKI.

Senin (09/11/15), berkat perintah Presiden Jokowi, truk sampah DKI Jakarta yang menuju Bantar Gebang kini tidak lagi dihadang warga. Jokowi telah menginstruksikan agar truk-truk milik pemerintah Jakarta diizinkan melintas 24 jam, tanpa ada pembatasan waktu, menuju Bantar Gebang. Sekretaris Komisi A DPRD Kota Bekasi Solihin mengatakan, izin tersebut dikeluarkan terkait penghadangan yang dilakukan warga terhadap truk sampah DKI. Penghadangan itu berakibat pada menumpuknya sampah di beberapa tempat di Jakarta. Penumpukan sampah ini bisa dinilai sebagai masalah nasional.

Iring-iringan truk sampah dari Jakarta menuju Bantar Gebang terlihat masih dikawal oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya. Dan pihak kepolisian juga masih terus menyelidiki kasus dugaan penyimpangan dana dalam kasus pengolahan sampah di Bantargebang.

Mengupayakan solusi penanganan sampah Jakarta, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berencana akan menemui Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pada hari Rabu (11/11/15). Ahok juga menyatakan berencana akan mengolah sampah sendiri sebagai solusi jangka panjang. Menurut Ahok, pemerintah DKI Jakarta akan membangun pengolahan sampah di pasar-pasar yang ada di Jakarta. Namun belum pasti, lokasi pasar mana yang nantinya bisa difunsikan sebagai tempat pengolahan sampah. Dikatakan Ahok, Jakarta akan lebih berhemat, jika mampu mengolah sampah sendiri daripada mengirimnya ke wilayah lain.

Setiap harinya, Jakarta memproduksi sekitar 6.500 ton sampah per hari. Sampah-sampah tersebut berupa, 60 persen sampah rumah tangga, 20 persen sampah perkantoran, 10 persen sampah industri dan 10 persen sampah fasilitas publik.

yf/vlz (kompas/tempo/liputan6)