1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

261110 Haiti Wahlen

26 November 2010

Hanya segelintir pihak yang meminta penundaan Pemilu. Untuk proses pembangunan kembali setelah bencana gempa, Haiti butuh satu pemerintahan yang berfungsi. Dan sebagian besar kandidat melakukan kampanye besar-besaran.

https://p.dw.com/p/QJRm
Foto kandidat presiden, Leslie Voltaire, diusung para pendukungnyaFoto: AP

Hari-hari ini, jalan-jalan di Port-au-Prince lebih semarak. Poster kampanye pemilu ditempel dimana-mana, lebih mencolok daripada poster peringatan Kolera berisi petunjuk pencegahan. Saat penyakit itu menyebar kian luas, teriakan dalam kampanye pemilu terdengar lebih keras.

Tidak ada manfaatnya membatalkan pemungutan suara yang akan berlangsung hari Minggu (28/11), kata Kepala MINUSTAH, misi PBB di Haiti, Edmond Mulet. "Jika kita tidak melaksanakan pemilu sekarang, situasinya juga tidak akan jadi lebih baik. Kita tahu, kolera masih akan lama bercokol di negeri ini, dan akan lebih parah. Lebih baik pemilu digelar sekarang agar bisa dibentuk pemerintahan baru untuk pembangunan kembali."

Tetap saja, penundaan pemilu dituntut oleh empat kandidat presiden, yang bisa dibilang tak punya peluang menang. Sebaliknya, kandidat berpeluang, tidak menginginkan penundaan. Misalnya Jude Celestine, pilihan Presiden René Préval, yang tidak boleh mencalonkan diri lagi. Celestine adalah kepala dinas pembangunan umum. Orang pemerintahan. Bisa dilihat bahwa ia memiliki dana kampanye terbesar.

Mirlande Manigat adalah favorit kubu oposisi. Senator perempuan berusia 70 tahun itu pemain lama di penggung politik. Banyak yang menyukai citranya sebagai nenek. Namun para pengamat tak menemukan program pemilu yang jelas darinya.

Calon presiden lainnya, Michel Martelly, pria Haiti yang dikenal sebagai Sweet Micky. Musisi populer itu menuduh para politisi Haiti gagal. Ia menampilkan diri sebagai alternatif bagi kemapanan. Popularitas Martelly di kalangan pemilih adalah sukses mengejutkan. Mayoritas rakyat Haiti sudah lama tak percaya bahwa para politisi lama lebih memperhatikan kepentingan negara daripada kocek sendiri.

Sejak gempa hebat mengguncang Haiti bulan Januri, uang bantuan dari seluruh dunia mengalir ke Haiti. Tapi hanya sedikit pembangunan kembali yang bisa disaksikan di Port-au-Prince. Tak ada rancangan utama dan banyak proyek terbengkalai karena tak ada mitra bicara dari pemerintah Haiti, kata Lut Fabert, pemimpin delegasi Uni Eropa di Port-au-Prince. "Kami butuh koordinasi yang lebih baik. Memang perdana menteri mengambil alih kepemimpinan, tapi semua kementrian seharusnya ikut terlibat. Faktanya, gempa menewaskan begitu banyak pegawai dan pejabat tinggi di kementrian. Ada kekosongan di jajaran kementrian."

Untuk kondisi Haiti, kampanye pemilu sejauh ini berlangsung relatif tenang. Pasukan helm biru akan mengamankan pemilu hari Minggu (28/11) dan mengangkut surat suara dari semua wilayah ke ibukota. Penghitungan butuh waktu beberapa hari. Jika tak ada pemenang mayoritas, pemilu putaran kedua akan digelar. Dan kampanye pemilu yang ramai bisa dilanjutkan lagi.

Martin Polansky/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid