1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Komorovski Menangkan Pemilu Presiden di Polandia

4 Juli 2010

30 Juta warga Polandia hari Minggu (04/07) kembali memilih Presiden dalam putaran penentuan. Bronislaw Komorovski dari kubu liberal memenangkan pertarungan, Jaroslav Kaczynski akui kekalahan.

https://p.dw.com/p/OAOh
Kandidat presiden Polandia: Bronislaw Komorowski, kiri, dan Jaroslaw Kaczynski, kanan.Foto: picture alliance/dpa

Dua pekan setelah putaran pemilihan pertama presiden Polandia (20/6), warga Polandia hari Minggu ini (04/07) kembali memberikan suaranya untuk menentukan Presiden baru. Pemilihan pertama itu dipicu oleh tewasnya Presiden Lech Kaczynski dan sejumlah pejabat tinggi Polandia lain dalam kecelakaan pesawat 6 April lalu di Smolensk, Rusia. Di antara para korban yang tewas, termasuk istri presiden dan kandidat dari kubu Kiri, Andrzej Szmajdzinski.

Dalam putaran pemilihan pertama, Komorovski meraih suara terbanyak, namun tak mencapai mayoritas mutlak. Sedangkan saudara kembar mendiang presiden Lech, Jaroslav Kaczynski berada di posisi ke dua.

Kini pemilih Polandia harus kembali menimbang kebijakan para kandidat mengenai arah ekonomi dan posisi negaranya dalam Uni Eropa. Bronislav Komorowski, yang berusia 58 tahun, dari kubu liberal Platform Masyarakat memiliki pandangan searah dengan haluan tengah yang dijalankan Perdana Menteri Donald Tusk. Keduanya ingin mendorong liberalisasi ekonomi Polandia guna menjaga pertumbuhan ekonomi.

Polandia merupakan satu-satunya negara Uni Eropa yang berhasil menghindari resesi tahun lalu, meskipun pertumbuhannya menciut menjadi 1.8 persen dari 5 persen di tahun 2008.

Jaroslaw Kaczynski Bronislaw Komorowski Präsidentschaftswahlen Polen No-Flash
Usai debat politik di televisiFoto: AP

Meski kampanye pemilihan berjalan tenang menurut ukuran Polandia, belakangan Jaroslav Kaczynski menggaungkan nada nasionalis. Ia menuduh Komorowski dan Tusk berkomplot melakukan swastanisasi layanan kesehatan nasional dan menjual Polandia ke investor asing, tanpa menggubris nasib kaum miskin Polandia. Sementara Komorovski menegaskan bahwa integrasi Uni Eropa merupakan prioritas utamanya.

"Isu utama adalah keanggotaan Polandia dalam Uni Eropa, menguartkan posisi di sana, membangun hubungan Jerman dan Perancis dalam konsep segitiga Weimar, dan melakukan rekonsiliasi dengan Rusia.” Begitu ungkap Komorovski dalam debat yang disiarkan televisi Polandia pekan lalu. "Mendorong integrasi Eropa dengan negara-negara di kawasan timur Eropa merupakan kepentingan Polandia juga. "

Jajak pendapat terhadap penonton usai debat politik itu menunjukan Komorovski berada di depan dengan 54 persen, sementara 37 persen penonton bersimpati pada Kaczynski. Ini menunjukan peningkatan dukungan bagi Kaczynski yang dalam debat politik sebelumnya hanya meraih 10 persen dukungan. Sementara itu dalam kampanye yang terakhir, kedua kandidat juga tampak jelas berusaha meraih suara pendukung kubu Sosial Democrat yang dipimpin Grzegorz Napieralski. Dalam putaran pertama pemilihan Napieralski meraih 13.7 persen suara.

Jaroslaw Kaczynski, yang berusia 61 tahun adalah pemimpin partai Partai Hukum dan Keadilan yang saat ini menjadi oposisi. Ia mencalonkan diri sebagai kandidat baru setelah kembarnya meninggal dunia. Tanpa memberikan penjelasan lebih jauh mengenai politik luar negeri, Kaczynski menegaskan akan meneruskan misi politik saudaranya itu. "Saya tidak akan membiarkan Polandia dianggap sebagai mitra junior oleh negara lain di Eropa.”

Präsidentschaftswahl in Polen 2010
Foto: AP

"Kebijakan luar negeri yang berada dalam wilayah kerja presiden Polandia menuntut agar prinsip kedaulatan sebuah negara harus dijaga, dan hal ini tidak selalu diperhatikan oleh pemerintah saat ini”. Begitu ungkap Kaczynski dalam debat politik yang terakhir.

Sejumlah kritik menyebutkan bahwa sikap Kaczynski yang skeptis terhadap Uni Eropa akan mengusik rasa tidak suka negara tetangga, seperti yang terjadi saat ia menjabat perdana menteri dari 2006 hingga 2007.

Kaczynsky juga menegaskan, tidak mau menggunakan mata uang Euro. Disebutkannya, penggunaan Zloty selama ini telah membantu Polandia untuk menghindari krisis ekonomi yang terakhir. “Seandainya kita telah menggunakan Euro, seperti yang diinginkan pemerintah saat ini, saat ini kita berada di tengah bencana ekonomi”

Jajak pendapat terakhir tidak memberikan gambaran jelas mengenai kandidat yang akan unggul. Banyak pengamat menilai, Presiden baru Polandia akan ditentukan oleh berapa banyak pemilih yang memberikan suaranya dalam pemilihan ini. Masa libur sekolah diperkirakan akan mempengaruhi jumlah pemilih, yang biasanya relatif rendah di Polandia.

Bartosz Dudek / Edith Koesoemawiria
Editor: Christa Saloh