1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konflik Rusia-Belarusia Meruncing

9 Januari 2007

Keran minyak untuk Eropa ditutup oleh Rusia. Pasalnya secara diam-diam Belarusia mencuri minyak dari jaringan pipa Druschba yang mengalir lewat Belarusia.

https://p.dw.com/p/CIwA
Kantor Pusat Transneft di Moskow
Kantor Pusat Transneft di MoskowFoto: AP

Situasinya rumit dan membingungkan. Siapa yang bertanggung jawab sebagai pemicu konflik, Moskow atau Minsk, sama sekali belum jelas. Senin (08/01) malam kemarin waktu setempat, perusahaan pengiriman minyak bumi Rusia "Transneft" tidak lagi memasok minyak untuk Belarusia. Tak lama kemudian datang pemberitahuan bahwa Rusia tidak lagi memasok minyak lewat jaringan pipa "Druschba" untuk konsumen Eropa, karena Belarusia secara diam-diam mengalirkan minyak ke negerinya. Jaringan pipa "Druschba" yang mengalirkan minyak ke Eropa selama ini memang harus melewati Belarusia sebelum tiba di tujuan.

Rusia Ditekan

Tak ada yang memperkirakan jika Presiden Rusia Vladimir Putin membuat perhitungan semacam itu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukaschenko, yang pernah menjadi teman baiknya. Begitu pun Ketua Komisi Politik Luar Negeri Parlemen Rusia Duma Konstantin Kosatschov:

"Belarusia bukan negara yang menganut ekonomi pasar. Semua pasti bereaksi seperti yang dilakukan Presiden Lukaschenko. Dia memberikan perintah dan semua bawahan mematuhinya. Saat ini terjadi kepanikan di jajaran pemimpin Belarusia. Mereka kini berusaha menekan Rusia dengan bantuan saluran minyak."

Setidaknya itulah tindakan yang harus dilakukan. Perusahaan gas dan minyak bumi Rusia harus menyadari, bahwa tidak hanya mereka yang dapat menekan mitra yang lebih kecil, namun juga sebaliknya. Baru kali ini dalam sejarah, Rusia menjadi korban tekanan. Direktur utama "Transneft" Semjon Weinstock membacakan surat dari Belarusia:

"Dengan ini kami memberitahukan, bahwa kami mengambil minyak dari jaringan pipa Druschba. Begitulah yang tertulis di sini."

Penyelesaian Masalah

Belarusia menyatakan secara sepihak memutuskan kontrak Druschba. Pemicunya "Transneft" menolak kenaikan ongkos transit pengiriman minyak bumi Rusia untuk Eropa. Tidak ada uang, tidak boleh transit. Kosatschov menilai konflik tersebut hanya dapat diselesaikan dalam jangka panjang dengan kerangka lebih besar:

"Saya menganggap pemisahan rakyat Rusia dan Belarusia sebagai sesuatu yang dipaksakan. Makanya saya lebih suka adanya pembentukan negara kesatuan. Namun dengan kepimpinan di Minsk sekarang, hal ini tidak mungkin dilakukan. Kami selalu menghadapi masalah yang sama sejak beberapa tahun. Dan akan terus begitu selama Alexander Lukaschenko masih memegang tampuk kepemimpinan."

Dengan kata lain, Rusia menganggap masalah transit minyak akan selesai jika terjadi penyatuan politik dan perekonomian dengan Rusia. Sebuah rencana yang sudah dipikirkan sejak pemerintahan Boris Yeltsin. Jika Belarusia bergabung dengan Rusia, banyak keuntungan yang dapat diraih. Mata uang yang sama, parlemen yang sama di Moskow, presiden yang sama di Kremlin, dalam satu negara dan tidak adanya kediktatoran Lukaschenko.

Para pakar lokal berpendapat, jika Lukaschenko terus memerintah maka suatu saat dia harus turun secara paksa. Pasti ada jalan untuk mengusir Lukaschenko. Jika berhubungan dengan banyak uang, Presiden Rusia Valdimir Putin pun siap memutuskan persahabatan dengan Lukaschenko.