1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konflik Suriah - Dewan Keamanan Kembali Dapat Bersuara

21 Maret 2012

Untuk pertama kalinya Dewan Keamanan PBB mengirimkan sinyal untuk mengakhiri kekerasan di Suriah. Sikap baru Rusia meningkatkan tekanan pada Assad.

https://p.dw.com/p/14OtN
Foto: dapd

Banyak pihak yang tidak menaruh harapan pada Dewan Keamanan PBB dalam masalah konflik di Suriah. Namun setelah tujuh bulan lamanya membisu, akhirnya terdengar satu suara bersama. Walau itu tidak mencukupi untuk dikeluarkannya satu resolusi.

Dengan satu pernyataan yang tidak mengikat, pemerintah Suriah dan pihak oposisi dituntut untuk mengakhiri kekerasan di negara itu secepatnya. Kedua belah pihak diminta untuk mendukung misi utusan khusus PBB Kofi Annan dalam upaya mencari solusi perdamaian di Suriah. Pihak oposisi dan banyak pendukungnya mungkin akan merasa kecewa dengan pernyataan bersama DK PBB ini. Mereka memulai aksi protes dengan damai. Aksi serangan hebat yang dilakukan pemerintah lah yang membuat  para pemberontak membalas dengan senjata, secara putus asa.

Kompromi Klasik

Bagaimanapun pernyataan ini lebih besar dari harapan yang ada minggu lalu. Tampaknya, pernyataan ini tercapai karena sikap negara Baraat yang tidak mengenal menyerah dan dampak dari sikap Rusia yang terus menentang. Pemerintah Moskow bagaimanapun benar-benar ingin menghindari, bahwa mitra mereka, Assad, dijadikan satu-satunya pihak yang ditunjuk bersalah, yang harus menanggung konsekuensi yang besar dari masyarakat internasional.

DW Deutschland REGIONEN Daniel Scheschkewitz
Daniel ScheschkewitzFoto: DW

Satu kompromi klasik, yang jika dilihat sekilas tidak ada manfaatnya. Tapi jika lebih jelas ditilik, ini meningkatkan tekanan secara signifikan terhadap Assad. Kini Assad tidak dapat lagi begitu saja berlindung di balik kekuatan Rusia. Bermodalkan sikap yang ditunjukkan Cina dan Rusia, Assad terus menjalankan aksi brutalnya dalam menumpas oposisi. Kini Assad tidak dapat leluasa lagi. Ia harus memperhitungkan bahwa setiap saat Rusia akan lebih meningkatkan tekanan.

Dukungan Baru bagi Annan

Pernyataan DK PBB berdampak langsung pada misi Kofi Annan. Sebagai utusan khusus PBB, Annan kini memiliki dukungan penuh dari masyarakat internasional. Dan pernyataan ini memperlihatkan bahwa Dewan Kemanan PBB mampu bertindak lagi. Hal ini sangat penting mengingat komitmennya untuk melindungi penduduk sipil Suriah dan karena pernyataan ini dikeluarkan pada saat situasi kemanusiaan semakin memburuk. Sekitar 200.000 warga Suriah melarikan diri menghindari kekerasan yang terjadi setiap hari. 30.000 dari mereka telah menyeberangi perbatasan.

Keberhasilan atau kegagalan misi Annan tergantung pada seutas benang sutra, yang bisa menjadi keputusan hidup-mati bagi banyak orang. Gencatan senjata dan mengakhiri kekerasan militer terhadap penduduk sipil di kota-kota kubu pemberontak merupakan prioritas tertinggi. Juga akses bagi Palang Merah Internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Dan tidak tertutup kemungkinan dibentuknya satu misi pengamat rencana perdamaian yang kini masih berjalan. Seandainya Assad tidak menunjukkan kemauan untuk bekerjasama, mungkin tidak lama lagi Rusia akan membiarkan Assad jatuh. Jika ini terjadi, senjata yang dikirim Rusia juga tidak akan mampu lagi menolongnya. Terutama karena Arab Saudi telah memulai mempersenjatai pemberontak Sunni di Suriah.

Suplai Senjata bagi Oposisi Dihentikan

Satu nilai penting lain dari pernyataan DK PBB ini adalah, pernyataan ini juga tidak begitu saja melepaskan pihak oposisi bersenjata dari tanggung jawab. Jika eskalasi lebih lanjut di Suriah ingin dihindarkan, Liga Arab harus berusaha untuk tidak membiarkan pengiriman senjata kepada oposisi. Tidak ada pihak yang diperbolehkan untuk menyiram minyak baru ke dalam api. Dan pihak oposisi juga harus turut dalam upaya politik yang mengikat agar proses demokratisasi di Suriah dapat dimulai. Namun Suriah masih jauh untuk dapat mencapai hal ini. Jika pernyataan DK PBB ini bukanlah sekedar alibi, maka kata-kata harus diikuti dengan tindakan. Kofi Annan harus kembali mengunjungi Damaskus secepatnya. Bermodalkan mandat yang kuat, Annan tidak akan lagi meninggalkan Suriah dengan tangan kosong.

Daniel Scheschkewitz/Yuniman Farid