1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kongres Partai Korea Utara Digelar

27 September 2010

Kongres Akbar Partai Komunis di Korea Utara yang digelar Selasa (28/09) ini. Diperkirakan, ajang ini akan dimanfaaatkan Presiden Korea Utara Kim Jong Il, untuk mengumumkan nama putranya sebagai penerus tahta.

https://p.dw.com/p/PNu9
Kim Jong-il dan putranyaFoto: picture-alliance/dpa

Diktatur Korea Utara, Kim Jong Il diyakini akan menunjuk putra termudanya sebagai penerus dalam Kongres Akbar Partai Komunis di Pyongyang. Menurut laporan harian Korea Selatan „Chosun Ilbo“, Kim Jong Un telah dinominasikan oleh militer sebagai anggota delegasi di pertemuan tersebut.

Hari Selasa (28/9) ini, Partai Buruh Korea yang berkuasa rencananya akan merombak ulang anggota Politbiro di Komite Sentral dan juga anggota Dewan Presidium. Menurut pemantau internasional, pencalonan Kim Jong Un dapat diartikan sebagai isyarat dukungan militer terhadap perpindahan kekuasaan ke tangan generasi ketiga dari „pemimpin besar“ revolusi, Kim Il Sung.

Menurut harian „Chosun Ilbo“, hanya segelintir perwira tinggi saja yang mengetahui pencalonan tersebut. Kongres partai yang oleh mesin propaganda Korea Utara acap disebut „bersejarah“ itu nyatanya semakin memanaskan spekulasi, bahwa sang diktatur akan memberikan jabatan penting kepada putra bungsunya untuk melancarkan peralihan kekuasaan.

Tidak banyak yang diketahui mengenai sang putra mahkota itu. Pakar Korea Utara dari Freie Universität Berlin Werner Pfennig menceritakan usia Kim Jong Un ditaksir mendekati 30 tahun. Kim Jong Un disebut-sebut pernah mengenyam pendidikan di Swiss dan dikatakan dapat berbicara dalam beberapa bahasa, misalnya: bahasa Jerman, Inggris dan Perancis: "Dia digambarkan sebagai seorang yang ramah dan menyenangkan. Seseorang yang mendamaikan pertengkaran antarsiswa di sekolah. Ia bisa sedikit berbicara sejumlah bahasa asing dan suka bermain bola basket. Tetapi semuanya ini tidak merupakan kriteria sebenarnya untuk memimpin sebuah negara. Juga tidak diketahui apakah ia diterima oleh kelompok elit, angkatan bersenjata dan partai di Korea Utara."

Sebagaimana lazimnya, Kim kecil mempelajari taktik dan strategi militer antara tahun 2002 dan 2006 di sebuah akademi yang mengusung nama kakeknya.

Dari ketiga bersaudara, Kim Jong Un lah yang paling menyerupai sang ayah, seperti kesaksian bekas kepala bidang rumah tangga Kim Jong Il, Kenji Fujimoto dalam bukunya. Kim Jong Un dinilai memiliki ambisi besar untuk berkuasa dan mewarisi sikap kejam sang ayah. Media-media Korea Selatan berspekulasi, Jong Un juga menderita diabetes seperti Kim Jong Il.

Sang ayah, Kim Jong Il, belakangan kerap menderita gangguan kesehatan. Dua tahun lalu ia mendapat serangan jantung atau stroke. Sejak kematian „Presiden Abadi“ Kim Il Sung tahun 1994, ia telah berdiri di puncak kekuasaan di Pyongyang.

Kim Jong Il in China
Kim Jong IlFoto: AP

Media Korea Utara melaporkan, para anggota delegasi akan terlebih dahulu mengunjungi makam Kim Il Sung setibanya di ibukota. Pada kongres terakhir, 44 tahun yang lalu, kunjungan tersebut diikuti oleh sekitar 1300 orang.

Perubahan di Korea Utara dibayangi latihan gabungan angkatan laut Korea Selatan dan Amerika Serikat. Sebanyak sepuluh kapal perang dengan 1700 serdadu dilibatkan dalam program latihan menangkal serangan kapal selam yang berlangsung selama lima hari itu. Militer AS menyebut manuver di pantai barat Korea Selatan tersebut sebagai „ancaman nyata terhadap Korea Utara.“

Ayu Purwaningsih/dw/rtr/dpa

Editor : Hendra Pasuhuk