1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konstitusi Baru di Kenya

6 Agustus 2010

Pelaksanaan referendum di Kenya berlangsung lancar dan relatif tenang. Para pimpinan politik yang menolak konstitusi mengakui kekalahan mereka dalam referendum. Ini adalah keberhasilan politik bagi Kenya dan Afrika.

https://p.dw.com/p/OeGA
Dua wanita Kenya memperlihatkan surat suara referendum

Harian Inggris Independent menulis:

Di panggung politik internasional, jarang ada keberhasilan politik yang bisa mendapat sambutan luas. Pelaksanaan referendum di Kenya bisa dicatat sebagai salah satu keberhasilan. Hampir tidak ada aksi kekerasan, kecuali serangan granat pada satu acara kampanye di Nairobi. Seluruh proses referendum berjalan relatif tanpa hambatan. Semuanya lancar, mulai dari masalah-masalah kecil soal pelaksanaan teknis pemungutan suara, sampai pada penghitungan suara yang berhasil dilakukan dengan cepat. Lalu para penentang konstitusi baru yang kalah dalam referendum dengan cepat menerima hasil penghitungan suara dan mengakui kekalahan mereka. Ini adalah pertanda baik. Konstitusi yang baru ini akan bermanfaat bagi Kenya. Kekuasaan presiden dibatasi dan wewenang di tingkat lokal diperkuat. Ini bisa memperkecil ketegangan antar kelompok etnis dan agama, yang tiga tahun lalu berdampak sangat fatal.

Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung berkomentar:

Mayoritas besar pendukung konstitusi dan tingginya tingkat partisipasi, yang mungkin lebih dari 70 persen, adalah sinyal tegas para pemilih Kenya kepada politisinya. Para politisi diminta segera melaksanakan reformasi yang bisa meningkatkan keamanan dan juga membawa kemakmuran bagi sebagian besar warga Kenya. Dengan konstitusi yang baru, rakyat berharap rangkaian tindakan kekerasan yang berlatar belakang politik bisa diakhiri. Setelah pemilihan presiden tahun 2007, sudah sekitar 1200 orang tewas dalam berbagai bentrokan berdarah. Konstitusi yang baru sekarang mempersulit nepotisme. Namun tanpa kemauan politik yang kuat, praktek ini memang sulit dihapuskan. Seorang wanita Kenya mengungkapkannya dengan tepat: yang penting sekarang, mari kita lihat apa perubahannya.

Harian Spanyol El Pais menyoroti situasi keuangan di Eropa yang mulai stabil:

Lambat tapi pasti, negara-negara Eropa berhasil mencapai kembali stabilitas keuangan. Para pengawas dari Bank Sentral Eropa, dari Komisi Uni Eropa dan dari Dana Moneter Internasional mengakui, Yunani sudah melakukan langkah besar dalam upaya reformasi. Ini alasan untuk optimis, sekalipun belum ada pertumbuhan ekonomi. Juga Spanyol kelihatannya sudah melewati situasi terburuk. Tapi stabilitas keuangan tentu tidak bisa dijamin untuk selamanya. Pada masa resesi, politik ekonomi harus tetap ketat. Pemerintah Spanyol sekarang cenderung mengumbar janji. Padahal sekarang masih saatnya untuk menahan diri.

Harian Austria Salzburger Nachrichten menyoroti peristiwa pemboman Hiroshima 65 tahun yang lalu:

Filsuf Austria Günther Anders mengatakan, bom atomlah yang akhirnya menjadikan kita benar-benar manusia. Karena sejak senjata ini ada, manusia hidup dalam ketakutan, bahwa dunia pada akhirnya akan memusnahkan dirinya sendiri. Harapan akan munculnya pemerintahan dunia, yang bisa menghentikan bom atom yang mematikan ini, tidak terwujud. Sebaliknya, bom atom sampai sekarang tetap menjadi instrumen politik internasional.

Hendra Pasuhuk/dpa/afp
Editor: Kostermans