1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konsumsi Ikan

9 November 2006

Secara ilmiah, dewasa ini sulit dibantah lagi, bahwa ikan merupakan sumber protein hewani yang sehat.

https://p.dw.com/p/CPUC
Makanan khas Inggris 'Fish and Chips'
Makanan khas Inggris 'Fish and Chips'Foto: dpa

Kandungan lemak jenuh dan kholesterol pada ikan tergolong amat rendah. Dan banyak jenis ikan yang memiliki kandungan tinggi asam lemak Omega-3, yang diyakini amat berguna bagi kesehatan. Akan tetapi, ikan juga merupakan makhluk hidup yang terpengaruh lingkungannya. Kini diketahui, beberapa jenis ikan, seperti ikan tuna dan ikan todak, memiliki kandungan logam berat Mercury cukup tinggi.

Belum lama ini, dua peneltian ilmiah terbaru yang dibuat secara terpisah, merekomendasikan konsumsi ikan dalam jumlah yang rasional. Terutama juga diperingatkan kelompok risiko tinggi, seperti anak-anak dan wanita hamil, yang mudah terpapar dampak negatif logam berat semacam Mercury. Disarankan konsumsi ikan dua kali seminggu, dalam jumlah yang tidak berlebihan. Hal ini diungkapkan peneliti dari sekolah tinggi kedokteran Universitas Harvard, David Bellinger.

Mengkonsumsi Jenis Ikan Berbeda

Unsur logam berat Mercury, diketahui dapat mempengaruhi perkembangan otak pada janin dan anak-anak. Karena itulah laporan ilmiah dari Universitas Harvard menyarankan, kelompok risiko ini menghindari konsumsi ikan yang tinggi kandungan Mercury-nya, seperti ikan hiu, ikan todak, ikan tilapia dan ikan sardin. Serta mengurangi konsumsi ikan tuna, dengan porsi yang lebih kecil setiap minggunya. David Bellinger menambahkan, konsumen disarankan juga mengkonsumsi jenis ikan yang berbeda setiap minggunya. Alasannya adalah, satu jenis ikan yang mengandung satu jenis pencemar, kemungkinan tidak sama dengan jenis ikan lainnya, yang mungkin mengandung pencemar lain.

Sebagai contohnya ditunjukan, ikan tuna mengandung lebih sedikit senyawa Dioxin yang dapat memicu kanker dibanding ikan salem. Akan tetapi, ikan tuna mengandung lebih banyak unsur Mercury yang merugikan, dibanding asam lemak Omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan. Keunggulan ikan laut seperti yang dilaporkan Institut Kedokteran Harvard, juga dilaporkan dalam penelitian terpisah yang dipublikasikan dalam Jurnal Asosiasi Kedokteran Amerika.

Menurunkan Resiko Serangan Jantung

Akan tetapi, para peneliti dari Harvard sudah melangkah lebih jauh. Peneliti dari Institut Kedokteran Harvard, Dr.Dariush Mazoffarian, menunjukan keuntungan konsumsi ikan dalam jumlah moderat: “Tiga ons ikan salem hasil budidaya atau enam ons ikan salem liar, tiga ons ikan herring atau enam ons ikan sarden, itulah jumlah konsumsi ikan yang moderat. Dan total penurunan risiko mati akibat serangan jantung, dengan konsumsi ikan sebesar 250 miligram per hari, adalah sekitar 36 persen. Diketahui penyakit jantung, merupakan penyebab utama kematian, baik pada pria maupun wanita.“

Ancaman terhadap Populasi Ikan

Para peneliti dari Institut Kedokteran juga lebih berhati-hati. Mereka mengatakan, penelitian tersebut tidak dapat menunjukan korelasi, apakah konsumen pemakan ikan juga mengkonsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayuran, atau lebih sehat secara fisik. Namun korelasi yang cukup logis adalah, jika warga Amerika mengkonsumsi lebih banyak ikan, hal itu dapat memicu terancamnya populasi ikan konsumsi. Warga Amerika rata-rata mengkonsumsi ikan kurang dari tujuh setengah kilogram per kapita per tahunnya. Jumlah ini, kurang dari separuh rata-rata konsumsi ikan dunia per kapita per tahun.

Gerald Leape dari Yayasan Perlindungan Lingkungan Nasional mengatakan: “Apa arti sebenarnya dari lebih banyak konsumsi ikan? Kita memiliki banyak kawasan penangkapan ikan yang dieksploitasi nyaris habis. Dan kita harus memasukannya ke dalam neraca perhitungan. Banyak kawasan penangkapan ikan di New England, dengan cadangan ikan codsnya, atau cadangan ikan salem di pantai barat, sudah mengalami stress berat. Banyak cadangan ikan kerapu yang terancam. Dan kita hendak meningkatkan konsumsi beberapa jenis ikan yang tergolong menyehatkan, yang dapat memperluas kawasan penangkapan.“

Alternatif Pengganti Ikan

Banyak yang meyakini, bahwa anggota Institut Kedokteran itu harus diperluas. Dengan memasukan kelompok konsumen AS serta organisasi pelindung lingkungan. Sejumlah lembaga pembela konsumen menyarankan, agar konsumen lebih berhati-hati terutama dalam pemberian ikan kepada anak-anak. Khususnya dalam menghadapi risiko dari unsur logam berat Mercury. Penyebabnya, ikan tuna adalah ikan konsumsi kegemaran nomor satu di Amerika. Sementara Gerald Leape juga mengritik, laporan ilmiah tersebut, yang tidak menegaskan bahwa ada makanan lain yang juga menyehatkan, selain dari ikan.

Leape menjelaskan: “Jika mendengar laporan itu sekarang, kita akan berpikir, bahwa kita hanya dapat memperoleh omega-3 dari konsumsi ikan. Akan tetapi, kita semua juga mengetahui bahwa itu tidak benar. Kita dapat memperolehnya dari kacang-kacangan, atau dari sumber-sumber lainnya yang beragam. Kami tidak mengatakan, jangan makan ikan! Tapi makan dalam porsi berimbang. Dan apa yang tidak kita peroleh dalam hal ini, adalah laporan ilmiah yang juga berimbang.“

Hanya bagi Warga Amerika Saja

Akan tetapi, laporan dari anggota Institut Kesehatan, mengenai keunggulan ikan bagi kesehatan, telah diterima secara luas di seluruh dunia. Tapi jangan dilupakan, para peneliti juga mengetahui, sejumlah keuntungan kesehatan itu, boleh jadi hanya berguna bagi warga Amerika. Sebab, secara umum rakyat Amerika mengkonsumsi terlalu banyak lemak jenuh serta kholesterol. Dan makan terlalu sedikit bahan makanan sehat, seperti omega-3 dan lemak tak jenuh yang terkandung dalam ikan.

Juga harus dipertimbangkan laporan yang dilansir majalah ilmu pengetahuan “Science“, bahwa cadangan ikan di seluruh dunia kini terancam. Jika laju penangkapan ikan serta pencemaran lingkungan tetap seperti saat ini, diramalkan tahun 2048 mendatang populasi ikan di lautan seluruh dunia akan habis atau nyaris punah. Padahal, ikan bukan hanya sumber makanan penting yang menyehatkan manusia. Akan tetapi juga sumber makanan bagi seluruh ekosystem lautan global. Jika satu jenis ikan konsumsi musnah, manusia akan mengalihkan tangkapan ke jenis lainnya. Sampai jenis itu juga musnah. Dampaknya adalah efek domino yang mengundang bencana bagi semua. Sementara itu, di sisi lain pencemaran lingkungan, baik oleh unsur logam berat atau unsur beracun dan berbahaya lainya, juga akan merusak keseimbangan ekosystem.