1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kontrak Silvia Neid Diperpanjang Hingga 2016

23 Juni 2011

Tim nasional perempuan Jerman mendapat dorongan terakhir sebelum memasuki Piala Dunia Perempuan FIFA 2011 tanggal 26 Juni ini. Pelatih Silvia Neid resmi diperpanjang kontraknya hingga tahun 2016.

https://p.dw.com/p/11hxi
Silvia Neid
Silvia NeidFoto: dapd

Dorongan yang cukup besar bagi timnas perempuan untuk menjuarai Piala Dunia Perempuan FIFA untuk ketiga kalinya. Jerman menjadi tuan rumah Piala Dunia Perempuan untuk kali pertama mulai hari Minggu (26/6) ini.

Timnas perempuan Jerman ingin cetak 'hattrick'

Neid yang berusia 47 tahun naik tingkat dari asisten pelatih pada tahun 2005. Sejak itu ia membawa timnas perempuan Jerman menjuarai Piala Dunia Perempuan FIFA 2007, lima kali berturut-turut menjuarai Liga Eropa hingga tahun 2009, serta medali perunggu di Olimpiade 2008.

"Saya harap kami sukses bermain, membuat orang bersemangat. Kami juga senang berbagi kebahagiaan. Dan semoga kami juara dunia." Demikian dikemukakan kiper Nadine Angerer. Satu-satunya kiper perempuan yang belum pernah kebobolan di Piala Dunia. Di usia 32 tahun, Angerer menjadi salah satu veteran dalam tim asuhan Silvia Neid. "Saya rasa kami punya kombinasi yang baik. Banyak pemain berpengalaman, tapi juga pemain-pemain muda. Rata-rata usia pemain 26 tahun, dan itu bagus," jelas Neid.

Fatmire Bajramaj
Fatmire BajramajFoto: AP

Tekanan sebagai tuan rumah

Salah satu pemain muda adalah Fatmire Bajramaj yang berusia 23 tahun. Ataupun pemain termuda Alexandra Popp yang berusia 20 tahun. "Banyak pemain muda yang dandan sebelum pertandingan, turun ke lapangan hijau dengan riasan muka. Berbeda dengan pemain-pemain senior. Saya merasa nyaman seperti itu." Meski Popp kemudian mengakui riasan muka tidak ada hubungannya dengan seleksi pemain timnas.

Timnas perempuan Jerman memiliki keuntungan sebagai tuan rumah, namun juga beban yang cukup berat untuk juara. Pemain muda lainnya, Kim Kulig yang berusia 21 tahun, mengaku tetap percaya diri. "Kami adalah tim nasional Jerman. Kami selalu berada di bawah tekanan untuk menang. Tapi kami tahu cara mengatasinya."

dpa/afp/Arnulf Boettcher/Carissa Paramita

Editor: Ayu Purwaningsih