1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Koordinator PBB Amos Tiba di Suriah

7 Maret 2012

Koordinator Bantuan Kemanusiaan PBB Amos tiba di Suriah untuk menekan rezim Assad untuk mengakhiri kekerasan terhadap oposisi dan membuka akses bantuan ke negara itu.

https://p.dw.com/p/14Guo
Foto: picture-alliance/dpa

Amos tiba di Damaskus, Rabu (07/03), untuk berbicara dengan sejumlah pejabat pemerintahan Presiden Bashar al Assad.

Selama pembicaraan, Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem dilaporkan menyatakan kesediaan pemerintahnya untuk membuka akses bantuan kemanusiann ke kota-kota yang paling menderita akibat bentrokan terakhir ini, seperti kota Homs.

Kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan bahwa Muallem "menegaskan komitmen Suriah untuk bekerja sama dengan delegasi dalam rangka kedaulatan dan kemerdekaan Suriah dan berkoordinasi dengan kementerian luar negeri."

Amos bertolak dari Damaskus menuju Homs setelah pembicaraan itu. Bersama para pekerja Bulan Sabit Merah Suriah, Amos tiba di Baba Amr, Homs. Menurut keterangan Bulan Sabit Merah, di Baba Amr terlihat sangat sepi. Sebagian besar warga sudah meninggalkan kawasan itu.

Negara-negara yang mengusulkan resolusi PBB terhadap rezim Assad dikabarkan menantikan hasil kunjungan Amos dan utusan khusus PBB-Liga Arab, Kofi Annan, di Suriah.

Annan direncanakan tiba di Damaskus, Sabtu mendatang (10/039) dan menyerukan perdamaian serta dibukanya akses bantuan kemanusiaan bagi warga Suriah yang terjebak konflik.

Kunjungan Amos dan Annan dilakukan saat lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Cina dan Rusia melakukan pembicaraan tentang kemungkinan tekanan terhadap Suriah agar mengakhiri kekerasan di negaranya.

Rancangan Baru Resolusi Diusulkan

Amerika Serikat mendesakkan rancangan baru resolusi. Diharapkan rancangan itu akan disetujui dan diterapkan oleh Dewan Keamanan PBB. Selama ini Rusia dan Cina dua kali menggunakan hak veto terhadap rancangan resolusi untuk Suriah.

Seperti yang dilaporkan kantor berita AFP, rancangan baru itu menyerukan pemerintah Suriah untuk segera menghentikan semua kekerasan, menarik pulang pasukan dari kota-kota yang dilanda gelombang protes, serta membebaskan tahanan yang ditangkap saat aksi protes.

Isi rancangan resolusi juga menyerukan kelompok oposisi untuk "mempertahankan diri dari semua kekerasan."

Diperkirakan sekitar 3000 warga Suriah mengungsi ke Libanon sejak pasukan pemberontak mundur dari pusat kota Homs pekan lalu.

Kepada media, mereka yang mencapai Libanon mengatakan takut terbunuh jika terus berada di Suriah.

PBB memperkirakan lebih dari 7500 orang di Suriah terbunuh sejak gelombang protes terhadap rezim Assad terjadi tahun lalu.

Luky Setyarini/rtr/afp/dpa

Editor: Hendra Pasuhuk