1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Bencana

Korban Banjir dan Longsor di Sulsel Bertambah Jadi 59 Orang

25 Januari 2019

Sebanyak 24 orang masih dinyatakan hilang akibat banjir dan longsor di Sulawesi Selatan. Meski banjir telah surut warga tetap menginap di masjid dan sekolah. Sementara sebagian memilih bertahan karena khawatir penjarahan

https://p.dw.com/p/3C9a4
Indonesien Überschwemmung durch Monsun in Sulawesi
Foto: Getty Images/AFP

Jumlah korban jiwa akibat banjir dan longsor di Kabupaten Gowa hingga kini telah mencapai 59 orang. Adapun ribuan orang masih mengungsi. Saat ini tim terpadu yang melibatkan Basarnas, tentara dan pemkab Gowa masih mencari korban di lokasi bencana.

"Saya tidak pernah melihat sesuatu separah ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Selatan, Syamsibar. Dia mengklaim sebanyak 25 warga masih dinyatakan hilang. "Ini bencana yang terburuk," imbuhnya.

Hujan deras tanpa henti dan banjir bandang merundung 11 kabupaten di Sulsel. Sebagian kawasan ibukota provinsi, Makassar, pun ikut terkena imbas bencana tersebut. Kabupaten Gowa tercatat yang paling banyak melaporkan korban jiwa, yakni 44 orang, kata Syamsibar lagi. Saat ini 3.400 penduduk masih menginap di tenda pengungsian, mesjid dan sekolah.

Seorang relawan Palang Merah Indonesia menyisir sebuah jalan di Makassar yang masih terendam banjir.
Seorang relawan Palang Merah Indonesia menyisir sebuah jalan di Makassar yang masih terendam banjir.Foto: Reuters/Antara Foto/S.M.Tikupadang

Hujan memicu longsor di bukit Pattiroang yang berada di belakang perkampungan penduduk. Saat kejadian sisi bukit tiba-tiba runtuh disertai gemuruh tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. 

Sejumlah warga terlihat berusaha menyelamatkan harta benda seraya menerobos jalan kota yang tergenang hingga ke pinggang. "Saya tidak bisa menyelamatkan semua barang. Rumah saya hanyut dibawa banjir," kata Ayu Fiskarina, seorang warga Makassar.

Baca juga: Bencana Alam di Indonesia tahun 2019 Diprediksi Terus Terjadi 

"Semua warga di area ini sudah dievakuasi ke masjid," kata aparat kepolisian Makassar, Ardal. "Kecuali seorang perempuan yang menolak meninggalkan rumahnya karena takut dijarah."

Saat ini banjir sudah surut di beberapa wilayah. Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban. Bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak.

Selain korban jiwa BPBD Sulsel mencatat 47 orang luka-luka, 6.596 orang terdampak, 4.857 unit rumah terendam, dan 11.876 hektar sawah terendam banjir. Adapun kerusakan infrastruktur mencakup antara lain 10 jembatan, 16,2 km jalan, 2 pasar, 12 rumah ibadah, 6 gedung kantor pemerintah dan 22 sekolah.

Baca juga: Mitigasi Bencana Masuk Kurikulum Sekolah, Apa Kata Pakar Jerman? 

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo kemarin telah memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 1,15 milyar dan logistik senilai Rp 828,9 juta untuk penanganan darurat di Sulawesi Selatan. Bantuan langsung diterima Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah di Kantor Gubernur Sulsel pada (24/1).

BNPB kembali mengingatkan warga agar mewaspadai musibah banjir di musim hujan, antara Oktober dan April. Tahun lalu banjir bandang juga menewaskan 22 orang di sejumlah kabupaten di Sumatera. Terutama longsor paling banyak menyisakan korban jiwa. Sepanjang 2018 BNPB mencatat 197 orang meninggal dunia tertimbun tanah longsor.

rzn/hp (afp, rtr, bnpb)