1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

130110 Opfer Afghanistan

13 Januari 2010

Tahun 2009 jumlah warga sipil Afghanistan yang tewas capai rekor tertinggi. Taliban dituding bertanggung jawab bagi 70 persen kasus pembunuhan warga sipil tsb.

https://p.dw.com/p/LUka
Pasukan ISAF dari Jerman. Tugas utama pasukan pelindung Afghanistan bergeser, bukan membunuh Taliban tapi melindungi warga sipil.Foto: AP


Bagi militer asing yang bertugas di Afghanistan, tahun 2009 merupakan tahun dengan korban tewas terbanyak setelah tumbangnya Taliban. Namun sekarang juga diketahui, tahun lalu jumlah korban warga sipil mencapai rekor terbanyak sejak tahun 2001. PBB mengumumkan di Kabul, pada tahun 2009 lalu lebih dari 2.400 warga sipil tewas. Tapi menyangkut pertanyaan, siapa yang bertanggung jawab atas tewasnya sekian banyak warga sipil itu, terlihat pergeseran yang menyudutkan Taliban. Jurubicara PBB di Kabul, Alim Siddique menjelaskan, jumlah warga sipil yang tewas akibat aksi Taliban meningkat secara drastis, yakni mencapai sekitar 70 persen dari keseluruhan korban tewas. Sedangkan pihak militer bertanggung jawab atas sekitar 25 persen kasus tewasnya warga sipil. Tahun 2008 lalu, angkanya masih sekitar 45 persen. Sidiqque menjelaskan lebih lanjut : “Jumlah korban, bagi kelompok perlawanan bergeser ke arah yang salah“

Neraca yang lebih baik untuk militer itu, karena belakangan ini militer lebih memfokuskan aksinya pada perlindungan warga sipil dan lebih sedikit melancarkan serangan udara. “Selain itu sudah dikeluarkan perintah langsung kepada serdadu yang bertugas, untuk lebih melindungi warga sipil“, tambah Siddique.

Komandan pasukan pelindung Afghanistan-ISAF, jenderal Stanley McChrystal pada bulan Agustus lalu mengeluarkan perintah, bahwa sasaran utama serdadu bukan membunuh Taliban, melainkan melindungi warga setempat. Namun beberapa hari kemudian, justru tentara Jerman yang memerintahkan serangan udara terhadap dua truk tangki minyak yang dibajak Taliban di Kunduz, yang juga menewaskan sejumlah warga sipil. PBB tidak menyebutkan jumlah pasti korban tewas warga sipil itu, demikian kata Siddique lebih lanjut. Tapi jurubicara PBB di Kabul itu menambahkan, sekitar 60 persen korban tewas warga sipil adalah akibat serangan udara. Hal itu membuat PBB cemas. Alim Siddique menambahkan; “Tapi kami melihat militer bergerak ke arah yang tepat“

Bagi pasukan internasional dan juga untuk presiden Hamid Karzai tingginya korban tewas di kalangan warga sipil itu menjadi masalah besar. Sebab semakin tinggi jumlah korban tewas, maka citra mereka juga akan semakin merosot. Lebih jauh lagi, perlindungan warga sipil pada dasarnya adalah juga perlindungan bagi diri sendiri. Namun Taliban samasekali tidak mempedulikan korban diantara warga Afghanistan, kata Siddique. Bahan peledak yang ditaruh di pinggir jalan atau serangan bunuh diri terhadap pasar-pasar, menunjukkan taktik Taliban tidak mempedulikan anak-anak yang akan pergi ke sekolah atau perempuan yang akan belanja ke pasar. Juga jumlah serangan semacam itu terus meningkat. Padahal Taliban diperkirakan sudah menetapkan kode etik sendiri, untuk mencegah jatuhnya korban warga sipil. Tapi di kalangan kelompok perlawanan nyaris tidak ada yang terarik membaca aturan tsb.

Agus Setiawan/Kai Küstner

Editor : Asril Ridwan