1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Korea Bersatu Rebut Medali Emas Pertama

27 Agustus 2018

Untuk pertamakalinya dalam sejarah tim gabungan Korea Selatan dan Utara memenangkan medali emas. Catatan sejarah itu terukir lewat cabang dayung yang menampilkan atlet dari kedua negara.

https://p.dw.com/p/33ovG
Kontingen Korea bersatu di acara pembukaan Asian Games 2018 di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Kontingen Korea bersatu di acara pembukaan Asian Games 2018 di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.Foto: Reuters/I. Kato

Untuk beberapa saat, semenanjung Korea seakan tak pernah terpisah antara utara dan selatan. Ketika lagu Arirang diputar dan bendera "persatuan" dikibarkan untuk merayakan medali emas pertama tim gabungan Korea di ajang internasional, kedua negara sedang mencetak ulang ingatan kolektif yang menghilang sejak Perang Dingin.

Tim yang diisi oleh atlet kedua negara memenangkan cabang perahu naga dalam jarak 500m di Palembang, hanya sehari setelah menyumbangkan medali perunggu di cabang perahu naga jarak 200m sebagai medali pertama tim gabungan Korea.

Emas itu diserahkan kepada kontingen Korea yang menurunkan tim gabungan untuk cabang dayung, kanu dan basket perempuan. Biasanya medali pada cabang perseroangan diberikan kepada perwakilan selatan atau utara.

Tidak heran jika pencapaian tersebut dirayakan oleh pelatih dayung asal Korut, Kim Kwang Chol. Ia mengaku "merasakan kekuatan bangsa yang bersatu ketika kami datang bersama, mendedikasikan pikiran kami untuk satu tujuan dan mendayung perahu ke depan."

Hal senada diungkapkan Presiden Korsel, Moon Jae-in. Lewat akun media sosialnya ia mengaku "sangat bangga" atas pencapaian tim gabungan dan ikut merayakan fakta "bahwa atlet muda yang berpeluh keringat berlatih di sungai Han (Korsel) dan atlet muda yang mengimpikan medali emas sembari berlatih di sungai Taedong (Korut) bersatu untuk menciptakan kebahagian bagi seluruh semenanjung Korea."

Kedua negara Korea yang secara de jure masih berada dalam perang sejak gencatan senjata 1953, mendaftarkan 60 atlet untuk cabang beregu di tiga jenis olahraga. Sementara atlet di cabang perseorangan akan tampil dengan bendera negara masing-masing.

Kim, pelatih Korut, mengatakan dirinya tidak yakin ketika disuruh membawa para atlet untuk berlatih ke Korea Selatan, bulan lalu. "Tapi saya merasakan semangat berjuang atlet Korea Utara dan Selatan sedemikian tinggi setelah menyaksikan mereka berlatih," kata Kim seperti dilansir kantor berita Yonhap. "Ketika saya melihat perahu melaju dengan tenaga gabungan dari atlet kedua negara, saya merasakan kekuatan persatuan Korea."

Tidak hanya tim dayung, kini tim bola basket putri juga berkesempatan mengumandangkan Arirang di Indonesia setelah melaju ke babak semifinal.

Sebenarnya Asian Games 2018 bukan ajang olahraga pertama yang menampilkan tim gabungan kedua Korea. Kedua negara sempat tampil bersama di kejuaraan dunia tenis meja pada 1991 dan ketika Olympiade musim dingin di Peongchang, Korea Selatan. Namun selama ini tim Korea gagal mendulang prestasi.

rzn/yf (ap)