1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Kembali Ancam Korsel

16 April 2013

Korea Utara mengeluarkan ancaman akan melakukan serangan tanpa peringatan ke Korea Selatan. Pyongyang menuntut agar aksi-aksi protes di Korea Selatan dihentikan.

https://p.dw.com/p/18GWa
Anti-North Korean protestersin central Seoul, April 15, 2013. REUTERS/Lee Jae-Won
Protes Korea SelatanFoto: Reuters

Kantor berita Korea Utara KCNA melaporkan hari Selasa (16/04), pihak militer sudah memberi ultimatum kepada Korea Selatan sehubungan dengan aksi-aksi protes yang berlangsung. Para pemrotes di Seoul menggelar aksi dan membakar potret para pemimpin Korut Kim Il Sung, Kom Jong Il dan Kim Jong Un.

”Aksi pembalasan kami akan dilakukan tanpa peringatan”, demikian disebutkan KCNA. ”Demonstrasi kekuatan militer dari angkatan bersenjata Korea Utara akan menjadi pukulan hebat terhadap semua kekuatan yang melukai martabat pemimpin kami”.

Media Korea Selatan sebelumnya melaporkan ada beberapa demonstasi kecil di Seoul. Stasiun televisi menunjukkan gambar beberapa orang yang membakar potret Kim Jong Un. Tapi ada juga demonstrasi yang menuntut agar Korsel melakukan dialog dengan Korut.

Korea Utara hari Senin (15/04) melaksanakan acara peringatan hari lahir pemimpin pertamanya Kim Il Sung. Tapi tidak seperti dugaan semula, Korut tidak melakukan ujicoba roket. Pyongyang juga tidak mengeluarkan ancaman langsung terhadap Amerika Serikat.

Beberapa waktu lalu, Korea Utara memulai retorika perang dan mengancam Korea Selatan dan Amerika Serikat dengan serangan nuklir. Provokasi itu dilakukan sehubungan dengan latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat yang sedang berlangsung.

Tawaran Pembicaraan

Sekalipun bereaksi keras dan menyebut pemerintah Korea Selatan sebagai ”pemerintahan boneka”, Korea Utara juga mengisyaratkan kemungkinan adanya dialog. ”Jika pemerintahan boneka benar-benar ingin dialog dan negosiasi, mereka harus minta maaf terhadap tindakan-tindakan bermusuhan, baik besar maupun kecil”, demikian kantor berita KCNA mengutip seorang pejabat militer Korut.

Amerika Serikat sudah menawarkan pembicaraan kepada Korea Utara dengan syarat, negara itu harus meninggalkan ambisi nuklirnya. Tapi Korea Utara menolak hal itu dan menerangkan mereka tidak akan pernah meninggalkan senjata atom.

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, ketika mengakhiri kunjungannya ke Jepang hari Senin (15/04) menegaskan bahwa ia tetap ingin ada solusi diplomatik. Sebelumnya Kerry menyebutkan Cina bisa menjadi penengah dalam pembicaraan itu. Langkah selanjutnya ada di tangan Korea Utara, kata Kerry. Korea Utara harus mengambil langkah penting ”untuk menunjukkan bahwa mereka memenuhi kewajiban internasionalnya”.

Presiden AS Barack Obama menurut rencana akan melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Park Geun Hye di Washington 7 Mei mendatang. Kedua politisi akan membahas masalah ekonomi dan keamanan, termasuk bagaimana menghadapi ancaman Korea Utara, demikian disebutkan Gedung Putih di Washington.

Helikopter AS Jatuh

Sebuah helikopter militer Amerika Serikat jatuh hari Selasa (16/04) ketika akan melakukan pendaratan di pangkalan militer Korea Selatan. Pejabat kepolisian dan militer mengatakan, semua 21 orang dalam helikopter itu selamat.

Helikopter pengangkut tipe Sikorsky CH-53 jatuh di daerah perbatasan Cherwon, 88 kilometer di utara Seoul, usai melakukan latihan. Lima awak pesawat dan 16 anggota militer dibawa ke rumah sakit militer AS di Seoul. 15 orang langsung meninggalkan rumah sakit, sedangkan 6 orang masih dirawat. Amerika Serikat secara permanen menempatkan 28.500 tentara di Korea Selatan.

Militer Korea Selatan dan Amerika Serikat saat ini sedang melakukan latihan militer yang berlangsung sampai akhir April. Korea Utara mengecam latihan militer ini yang memicu ketegangan baru di Semenanjung Korea.

HP/AB (rtr, afp, dpa)