1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korsel Balas Ancaman Korut dengan Sanksi

26 Mei 2010

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyerukan masyarakat internasional untuk bereaksi atas tenggelamnya kapal Korea Selatan, akibat tembakan torpedo yang dilancarkan kapal selam Korea Utara.

https://p.dw.com/p/NXRJ
Hillary Rodham Clinton di SeoulFoto: AP

Korea Selatan akan mengambil tindakan tegas terhadap Korea Utara, atas insiden penembakan kapal Cheonan. Sementara dalam kunjungannya ke Korea Selatan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mendesak masyarakat internasional mengambil tindakan terhadap Korea Utara atas insiden yang merenggut nyawa 46 pelaut itu. "Serangan ini merupakan provokasi yang tak dapat diterima. Masyarakat internasional memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk bertindak.“

Südkorea gesunkenes Schiff Bergung
Kapal CheonanFoto: AP

Korea Utara Putuskan Hubungan

Sebelumnya Korea Utara mengancam untuk memutus semua hubungan dengan Korea Selatan. Pihak militer Korea Utara akan memblokir akses ke industri gabungan, jika Korea Selatan terus menyiarkan propaganda lewat pengeras suara hingga ke perbatasan yang diliputi ketegangan.

Hasil Investigasi Cheonan

Pada pekan lalu, investigasi multinasional mengumumkan hasil penyelidikannya. Laporan itu menyimpulkan bahwa kapal selam Korea Utara menembakkan torpedonya ke kapal perang Korea Selatan, Cheonan, pada tanggal 26 Maret lalu, yang mengakibatkan tewasnya 46 kru kapal tersebut. Temuan itu memicu kekesalan terhadap negara komunis tersebut, namun sekutu Korea Utara, Cina, tak bereaksi.

Streit zwischen Nord- und Südkorea nach einem Schiffsuntergang
Penghormatan terakhir bagi 46 pelaut KorselFoto: AP

Korsel Membalas Ancaman

Korea Selatan mengumumkan serangkaian aksi balasan, termasuk dengan menghentikan perdagangan dan mendorong sanksi lewat Dewan Keamanan PBB. Juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Chung Hae Sung, mengatakan, Korea Utara harus meminta maaf atas serangan itu dan bertanggung jawab.

AS Tunjukan Siolidaritas pada Korsel

Sementara itu. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, yang mengunjungi Korea Selatan, menunjukan sikap solidaritas dengan mengatakan Amerika Serikat memiliki komitmen bulat untuk menjaga keamanan sekutu lamanya tersebut. "Kami berdiri di pihak Anda pada masa sulit ini, dan selalu selamanya di pihak anda.“

Clinton memperingatkan Korea Utara untuk menghentikan segala provokasi, ancaman dan serangannya. Clinton mendukung langkah Korea Selatan untuk membawa kasus ini ke Dewan Keamanan PBB. Clinton mengungkapkan, pemerintahan di Washington, yang menempatkan 28 ribu tentaranya di Korsel, akan mempertimbangkan untuk meningkatkan pertahahan sebagai langkah antisipasi serangan berikut yang mungkin terjadi. Pentagon berencana mengadakan latihan gabungan angkatan laut dan anti serangan kapal selam.

Hillary Rodham Clinton Besuch China
Pendekatan Clinton ke CinaFoto: AP

Pendekatan dengan Cina

Cinton tiba di Seoul, Rabu (26/05), setelah menyambangi Cina dan menekan negara tirai bambu itu untuk bertindak lebih keras terhadap Korea Utara. Clinton tak memberikan indikasi bahwa Cina siap mendukung sanksi Dewan Keamanan PBB, namun Clinton mengatakan, Cina mau mendengarkan keprihatinan AS dan Korea Selatan. Ujar Clinton lebih lanjut, AS mengharapkan dapat bekerjasama dengan Cina, sehingga dapat mengambil langkah maju atas tindakan Korut.

Korut Balik Menuding Korsel

Namun Korea Utara menuding Korsel menunjukkan bukti palsu mengenai keterlibatan Korut dalam insiden itu. Dinyatakannya, Korsel mencoba untuk memperkeruh konfrontasi untuk alasan politik domestik. Sebagai protes atas apa yang disebutnya sebagai kampanye hitam, Korut melarang kapal laut dan pesawat Korsel melintasi wilayahnya. Ditegaskannya, putusnya hubungan akan terus berlanjut selama Presiden Korsel Lee Myung Bak masih menjadi penguasa.

AP/EK/afp/ap/dpa/dw