1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korsel-Korut Menuju Kesepakatan Lewat Kaesong

6 Juni 2013

Setelah eskalasi konflik dan ketegangan militer berbulan-bulan, Korea Utara dan Korea Selatan secara prinsip sepakat mengadakan pembicaraan resmi pertama.

https://p.dw.com/p/18kxq
Foto: picture alliance/Kyodo

Sebuah tawaran kejutan dilontarkan dari Pyongyang. Rezim Korea Utara mengusulkan digelarnya diskusi terkait berbagai isu perdagangan dan kemanusiaan, sekaligus soal pembukaan kembali kompleks industri bersama Kaesong, serta melanjutkan reuni keluarga lintas batas.

Gayung Bersambut

Tak sampai beberapa jam, gayung bersambut dari Korea Selatan. Kementerian Unifikasi Korea Selatan melihat tawaran itu sebagai "hal positif".

Straße in Kaesong Nordkorea DMZ Zone zwischen Nord und Süd
Jalanan di KaesongFoto: picture-alliance/AP Photo

"Kami berharap bahwa Korea Selatan dan Korea Utara dapat membangun kepercayaan melalui kesempatan ini", kata pernyataan kementrian itu. Mereka akan mengumumkan tanggal, tempat dan agenda dialog tersebut dalam waktu dekat.

Kesepakatan antara Korea Utara dan Korea Selatan untuk menggelar dialog, menandakan terobosan dalam hubungan lintas perbatasan, setelah meningkatnya ketegangan militer dalam bulan-bulan terakhir ini.

Südkorea Nordkorea Industrie Kaesong
Industri di KaesongFoto: Reuters

Bebagai kalangan pengamat menyambut baik situasi tersebut , namun menyarankan agar perkembangan itu harus disikapi dengan hati-hati. Profesor untuk kajian Korea Utara di universitas Seoul, Yang Moo-Jin mengatakan, "Saya rasa ini merupakan upaya Korea Utara untuk merebut inisiatif, tapi terlalu dini untuk mengatakan apakah tawaran tersebut cenderung mengarah pada dialog yang sungguh-sungguh"

Peredaan Ketegangan

Kontak resmi antara Seoul dan Pyongyang secara mendasar membeku sejak Korea Selatan menuduh Korea Utara mentorpedo salah satu kapal perangnya pada bulan Maret 2010 yang menyebabkan tewasnya 46 serdadu Korsel.

Nordkorea Konflikt Südkorea Pjöngjang Propagandafoto
Propaganda PyongyangFoto: Reuters/KCNA

April dan Mei tahun ini ketegangan kedua pihak melambung ke tingkat mengkhawatirkan. Korea Utara marah dengan digelarnya latihan militer bersama antara Korea Selatan-Amerika Serikat. Sementara sanksi baru PBB diberlakukan setelah Korut melakukan uji coba nuklir pada bulan Februari.

Situasi kemudian menjadi lebih tenang dalam beberapa pekan terakhir. Kedua belah pihak dengan hati-hati mulai membuka semacam dialog tak resmi.

Kaesong Jadi Tawaran Korut

Proposal Korea Utara, disampaikan dalam sebuah pernyataan dari Komite untuk Reunifikasi Damai Korea (CPRK), yang mengatakan tempat dan tanggal untuk pembicaraan "dapat diatur untuk kenyamanan pihak Korea Selatan".

Nordkorea Konflikt Südkorea Schließung Sonderwirtschaftszone Kaesong
Perbatasan Korut-KorselFoto: Getty Images

Subyek pembahasan dialog dititik beratkan pada keberlanjutan zona industri Kaesong yang ditutup saat ketegangan terbaru memuncak. Selain itu juga akan dibahas dimulainya kembali tur lintas-perbatasan ke resor wisata Gunung Kumgang di Korut, demikian pernyataan CPRK.


Tak ketinggalan, masalah kemanusiaan seperti penyatuan kembali anggota keluarga yang terpisah setelah Perang Korea 1950-53 juga bisa dibicarakan.


Korea Selatan juga telah menawarkan perundingan seputar kawasan industri Kaesong. Namun pemerintahan di Seoul tampaknya mewaspadai menyepakati agenda yang lebih luas.

President Korsel, Park Geun-Hye telah berbicara tentang perlunya dialog. Tapi ia juga menegaskan, pembicaraan substantif membutuhkan kemauan Utara untuk menunjukkan komitmennya untuk meninggalkan program senjata nuklir.


Di lain pihak Pyongyang telah berulang kali menegaskan, bahwa sistem penangkal nuklirnya tidak akan menjadi bagian dari negosiasi.

AP/AS(afp/dw)