1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korsel Siap Lakukan Pembicaraan dengan Korut

4 Januari 2011

Para pengamat berpendapat, pernyataan presiden Korea Selatan sebagai reaksi pertama terhadap editorial bersama tahun baru, merupakan pesan bagi Korea Utara, bahwa Korea Selatan telah siap mengadakan pembicaraan

https://p.dw.com/p/ztQO
Presiden Korsel Lee Myung BakFoto: AP

Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak menyatakan pada Korea Utara bahwa Seoul membuka diri untuk mengadakan pembicaraan dan menawarkan kerjasama ekonomi, meskipun ketegangan di Semenanjung Korea masih terjadi. Dalam pidato kebijakan tahun barunya, beberapa hari setelah Pyongyang menyerukan peningkatan hubungan pada tahun 2011, Lee Myung Bak juga mendesak Korea Utara untuk meninggalkan kegemaran petualangan militernya.

Kendati ketegangan di Semenanjung Korea masih tinggi, Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak tetap berharap dapat meningkatkan kerjasama dan menegaskan bahwa pintu untuk pembicaraan masih terbuka. Lee mengungkapkan bahwa bila Korea Utara menunjukkan kesungguhan, Korea Utara dan Selatan memiliki keinginan dan rencana bersama untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dengan komunitas internasional. Ia juga menambahkan Korea Utara harus menyadari bahwa tidak ada yang dapat diraih dari aksi aksi militer, karena itu, senjata nuklir dan petualangan militer harus disingkirkan.

Hari Sabtu (01/01), editorial bersama tahun baru media milik pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa ketegangan di Semenanjung Korea harus diakhiri sesegera mungkin dan menekankan dialog dan kerjasama dengan Korea Selatan sebaiknya didukung secara proaktif.

Sebagai reaksi seruan tersebut, hari Senin (03/03), di Pyongyang, sekitar 100,000 orang mengadakan aksi damai dengan membawa potret pemimpin Kim Jong Il dan ayahnya, Kim Il Sung, sebagai pendiri negara komunis itu. Aksi, yang disiarkan oleh televisi milik pemerintah Korea Utara ini, diselenggarakan oleh Pyongyang untuk menunjukkan dukungan terhadap arah kebijakan resolusi pada tahun baru.

Para pengamat berpendapat, pernyataan Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak, sebagai reaksi pertama terhadap editorial bersama tahun baru tersebut, merupakan pesan bagi Korea Utara bahwa Korea Selatan telah siap mengadakan pembicaraan, yang menemui kebuntuan selama tiga tahun.

Hubungan antara kedua Korea makin memburuk sejak Korea Utara menyerang pulau Yeonpeong yang terletak di perbatasan dan menewaskan empat orang, termasuk dua warga sipil. Sejak itu, Korea Selatan menggelar serangkaian latihan militer, termasuk melancarkan tembakan dengan peluru tajam pada tanggal 20 Desember lalu ke pulau yang sama, namun Korea Utara tidak terpancing untuk mengadakan serangan balasan.

Miranti Hirschmann/afp/dpa

Editor: Hendra Pasuhuk