1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Ijinkan Inspeksi terhadap Fasilitas Nuklirnya

21 Desember 2010

Utusan khusus Amerika Serikat Bill Richardson mengatakan bahwa Korea Utara telah membuat kemajuan dalam penyelesaian konflik di Semenajung Korea. Baru-baru ini Korea Utara mengijinkan dilakukannya inspeksi di Yongbyon.

https://p.dw.com/p/znsz
Foto satelit kompleks instalasi nuklir YongbyonFoto: AP

Cina mendesak Korea Utara untuk menerima pengawas nuklir internasional, di tengah meruncingnya ketegangan dengan Korea Selatan . Cina yang merupakan satu-satunya sekutu Korea Utara, terus mendesak untuk melanjutkan dialog demi terselesaikannya krisis Semenanjung Korea, yang lebih diperpanas dengan aksi penembakan arteleri Korea Utara ke pulau Yeonpyeong di wilayah Korea Selatan, bulan November, yang menewaskan empat orang.

Senin (20/12), Korea Selatan menggelar latihan militer di wilayah pulau Yeonpyeong, lengkap dengan serangkaian tembakan artileri. Korea Utara tidak bereaksi. Korea Utara bahkan menawarkan para pengawas nuklir untuk mengadakan inspeksi fasilitas nuklirnya. Sebelumnya. para pengawas nuklir ini sempat diusir dari negara itu pada bulan April 2009.

Juru bicara Kementrian Luar Negeri Cina Jiang Yu dari Beijing mengatakan bahwa Korea Utara memiliki hak untuk menggunakan tenaga nuklir untuk tujuan perdamaian, tetapi dalam waktu yang sama harus mengijinkan Badan Energi Atom Internasional IAEA mengadakan inspeksi. Jiang Yu juga menegaskan kedua Korea harus menyadari bahwa pengerahan pasukan militer tidak akan menyelesaikan konflik di Semenanjung Korea. Dialog dan kerjasama adalah satu satunya jalan keluar.

Usai kunjungan ke Pyongyang. dalam konferensi pers, utusan khusus Amerika Serikat Bill Richardson menyambut baik niat Korea Utara untuk mengijinkan IAEA mengadakan inspeksi pada fasilitas nuklirnya.

"Saya melihat ada sedikit perubahan ke arah positif. Korea Utara bersedia mengijinkan badan energi aton internasional IAEA mengunjungi fasilitas nuklir Yongbyon dan meyakinkan tidak ada upaya pengayaan uranium," demikian disampikan Bill Richardson.

Hal ini berkaitan dengan pengakuan Korea Utara, November lalu, kepada pakar atom Amerika Serikat Siegfried Hecker, bahwa mereka memiliki fasilitas pengayaan nuklir modern juga di Yongbyon.

Andrei Lankov dari Universitas Kookmin di Seoul Korea Selatan mengatakan, tawaran Korea Utara ini merupakan taktik yang selalu berhasil di masa lalu. Mereka menciptakan krisis, lalu menunjukkan bahwa mereka berbahaya dan dapat menyebabkan ketegangan. Kemudian mereka menunjukkan bahwa mereka juga mampu melaksanakan konsesi. Pertanyannya, apakah betul Yongbyon merupakan satu-satunya fasilitas atom mereka. Program pengayaan uranium lebih mudah disembunyikan daripada fasilitas pengayaan plutonium.

Miranti Hirschmann/dpa/afp

Editor: Hendra Pasuhuk