1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Kemungkinan Siapkan Uji Coba Nuklir Keempat

22 April 2014

Menjelang lawatan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Seoul, Korea Selatan menuding Korea Utara mempersiapkan uji coba nuklirnya yang keempat.

https://p.dw.com/p/1Blxs
Foto: ddp/AP/APTN

Dalam jumpa pers yang berlangsung hari Selasa (22/04), Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-seok menyatakan: "Militer kami saat ini mendeteksi banyaknya kegiatan di dalam dan sekitar lokasi uji coba nuklir Punggye-ri."

Kim menekankan Korea Utara berada pada tahap yang memungkinkan uji coba nuklir "setiap saat," jika ada perintah pimpinan di Pyongyang.

Korea Utara telah melakukan tiga kali uji coba nuklir, yakni pada tahun 2006, 2009 dan 2013. Kesemuanya dilakukan di pusat fasilitas nuklir Punggye-ri yang terletak di timur laut negara itu.

Berhubungan dengan kedatangan Obama?

Kim menolak untuk memberikan rincian tentang apa saja bentuk aktivitas yang diimonitor. Namun ia menuding, bahwa kemungkinan Korut melakukannya, sebagai taktik untuk meningkatkan ketegangan menjelang lawatan Presiden AS Barack Obama yang akan dimulai pada hari Jumat (25/04) mendatang.

Obama mengunjungi Seoul sebagai bagian dari lawatannya ke Asia. Sebelumnya, telah tersebar spekulasi, bahwa Korea Utara bakal menggelar provokasi bertepatan dengan lawatan itu.

Pada hari Senin (21/04) pemerintahan di Pyongyang mengecam perjalanan mendatang Obama sebagai langkah "berbahaya" dan meningkatkan ketegangan militer serta membawa "awan gelap dari kompetisi senjata nuklir" di semenanjung Korea.

Tamparan untuk Cina?

Profesor Yang Moo-Jin dari jurusan Studi Korea Utara di Universitas Seoul mengatakan, jika dilakukan uji coba senjata nuklir sekarang, maka akan mencederai secara permanen hubungan Korut dengan satu-satunya sekutu utama sekaligus donatur bagi Korea Utara, yakni Cina.

"Ini akan menjadi tamparan besar di wajah Cina, dan Korea Utara mungkin tidak merasa cukup percaya diri untuk menghadapi reaksi dari Beijing," kata Yang. Sebab, sebuah tes nuklir akan memadamkan setiap kesempatan untuk dimulainya kembali perundingan enam negara mengenai program nuklir Korea Utara yang juga didorong oleh Cina.

Korea Selatan dan Amerika Serikat bersikeras Pyongyang harus terlebih dahulu membuat langkah nyata menuju denuklirisasi, baru perundingan bisa dilanjutkan.

Sementara itu pakar Korea Utara di Universitas DongGuk, Kim Yong-hyun berpendapat: "Mungkin Korea Utara sedang berusaha untuk mendapatkan perhatian internasional."

Uji keempat sebagai pengisi baterai permainan

"Jika Korea Utara tetap melanjutkan uji coba nuklir untuk memperingatkan publik, maka hal itu akan menjadi game-changer," kata Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung-Se.

Yun lanjut memperingatkan bahwa Pyongyang memainkan "permainan yang tidak mungkin dimenangkan rezim di Pyongyang" atas komunitas internasional. Menurut Yun, dunia tidak akan menoleransi Korea Utara yang bersenjata nuklir.

Peringatan Pyongyang melakukan uji coba nuklir sebagai apa yang disebut "memenangkan permainan" terhadap masyarakat internasional – menurut Yun – tidak akan ditolerir oleh masyarakat internasional.

Yongbyon
Foto: Getty Images

Tahun lalu, Korea Utara memulai kembali aktivitas reaktor plutonium, setelah kompleks nuklir Yongbyon ditutup pada tahun 2007. Penutupan itu berlangsung di bawah kesepakatan tukar guling bantuan dengan perlucutan senjata.

Reaktor Yongbyon mampu memproduksi enam kilogram plutonium pertahun. Angka itu cukup untuk membuat satu bom nuklir.

Pyongyang saat ini diyakini memiliki cukup plutonium untuk sebanyak enam bom nuklir, setelah menggunakan sebagian dari simpanan bomnya - untuk setidaknya dua dari tiga tes atom sampai saat ini.

ap/cp (ap/afp/dpa)