1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Usir Wartawan BBC

9 Mei 2016

Korea Utara menyatakan ingin memperkuat persenjataan nuklir negara itu, seiring dengan pengembangan ekonomi. Media asing yang diundang meliput jalannya kongres dibatasi, sementara wartawan BBC diusir dari Korut.

https://p.dw.com/p/1IkCF
Nordkorea Parlament
Foto: picture-alliance/AP Photo

Pengumuman itu disampaikan dalam Kongres Partai Pekerja yang pertama kali diselenggarakan sejak hampir 40 tahun. Keputusan kongres tersebut mengadopsi pernyataan yang disampaikan oleh pemimpin Korut, Kim Jong Un sehari sebelumnya, bahwa Korut ingin meningkatkan kekuatan nuklir sebagai pertahanan diri terhadap ancaman.

"Kami secara konsisten akan terus berada di jalur strategis, secara bersamaan mendorong kemajuan pembangunan ekonomi dan pembangunan kekuatan nuklir dan meningkatkan program nuklir sebagai pertahanan diri, baik secara kualitas dan kuantitas, sebagai bentuk pertahanan terhadap ancaman nuklir kaum imperialis dan praktik kesewenang-wenangan mereka," ujar Kim Jung Un di kongres tersebut.

Pemimpin Korut, Kim Jong Un
Pemimpin Korut, Kim Jong UnFoto: Reuters

Kongres ketujuh Partai Pekerja Korut tersebut merupakan pengukuhan atas kepemimpinnan Jung Un dan mengesahkan doktrin “byungjin“, yakni pengembangan ekonomi seiring sejalan dengan pengembangan program nuklir Korea Utara. Demikian dilansir kantor berita KCNA. "Kebijakan strategis ini merupakan hal yang paling revolusioner dan secara ilmiah mencerminkan legalitas pembangunan bangsa sosialis yang berkembang dan memperhatikan kondisi spesifik negara kita," papar pemimpin Korut yang berusia 33 tahun tersebut.

Delegasi di konferensi tersebut menyepakati kebijakan untuk tidak menggunakan senjata nuklir kecuali kedaulatannya terancam. Selain itu Korut akan bekerja menuju reunifikasi semenanjung Korea. Para pejabat dan pakar di Korea Selatan meyakini pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un menggunakan kongres untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya.

Terbatasnya akses wartawan

Sejumlah wartawan dari 12 negara diundang meliput jalannya kongres tersebut. Tapi para wartawan tertahan di aula yang disebut 25 April House of Culture. Hanya media pemerintah yang dipercaya diizinkan masuk ke dalam kongres. Jadi, hampir tidak ada informasi yang tersedia tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam kongres yang dihadiri sekitar 3400 delegasi tersebut.

Bukannya diberi kesempatan untuk meliput keputusan-keputusan penting dalam kongres, 100-an wartawan asing itu malah dibawa berkunjung ke berbagai lokasi. Pada hari Senin (09/05), media mengunjungi dibawa ke sebuah pabrik tekstil yang dinamai Kim Jong Suk, istri dari pendiri negara Kim Il Sung dan nenek dari pemimpin saat ini. Wartawan juga dibawa ke rumah sakit bersalin, pabrik kabel listrik dan pusat kegiatan anak-anak.

Wartawan BBC Diusir

Salah seorang wartawan BBC yang tidak melaporkan secara langsung kongres tersebut ditahan dan diusir dari negara itu. Rupert Wingfield-Hayes dituding "menghina martabat" negara. Sekretaris Jenderal Komite Perdamaian Nasional Korea Utara, O RyongIl mengatakan, berita wartawan BBC tersebut dianggap mendiistorsi fakta dan "berbicara buruk atas sistem dan kepemimpinan negara".

Rupert Wingfield-Hayes sebenarnya berada di Korut menjelang kongres untuk melakukan riset bersama pemenang Hadiah Nobel. Korut tidak senang dengan liputan mereka tentang aspek kehidupan baru di negara tersebut. Sebenarnya liputannya telah berakhir saat kongres baru dimulai akhir pekan lalu. Bersama produsernya Maria Byrne dan juru kamera Matthew Goddard, mereka ditahan, diinterograsi dan dibawa ke Bandara Pyongyang.

ap/rzn (ap/dpa/bbc)