1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Italia: Pendatang Cina Cari Alternatif, bagian 1

Susanne Ma31 Mei 2013

Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah imigran Cina di Italia naik tiga kali lipat menjadi lebih dari 200.000.

https://p.dw.com/p/18i4S
Foto: DWS. Ma

Dua lelaki menuju bar, tempat berdiri seorang Barista muda. Pemudi penyeduh kopi itu berambut hitam yang dibuntut kuda, wajahnya dibingkai poni hitam.

"Ni hao!" sapa kedua lelaki itu. "Ciao, ciao", sambut Barista itu sambil tertawa.

Ye Pei berusia 17 dan berasal dari Cina. Ia baru beberapa bulan tinggal di Falconara, kota di pesisir timur Italia. Kosakatanya masih terbatas. Namun kata-kata yang ia butuhkan untuk menghidangkan kopi dan minuman lainnya sudah lancar.

"Bagi saya yang terpenting saat ini adalah belajar bahasa", jelas Ye Pei. "Saya bisa lebih independen bila  berbahasa Italia dengan baik. Tapi bila sepanjang hari duduk di depan mesin jahit, akan sulit untuk belajar bahasa."

Gelombang Migrasi

Seperti kebanyakan warga Cina yang datang di Italia, Ye Pei berasal dari propinsi Zhejiang di Cina Timur. Kampung halamannya indah, dikelilingi pegunungan, tapi tidak ada industri dan hampir tidak ada lapangan kerja.

Gelombang pendatang dari Cina ke Italia mulai tiga puluh tahun silam. Kebanyakan bekerja sebagai penjahit di pabrik-pabrik yang memasok produknya ke perusahaan pakaian Italia. Pekerjaan para karyawan sangat sederhana – mulai dengan memasang kancing baju atau ritsleting, hingga di kemudian hari membuka pabrik jahitan sendiri.

Migranten - Chinesen in Italien
Foto: DWS. Ma

Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah imigran Cina di Italia naik tiga kali lipat menjadi lebih dari 200.000. Itu sekitar 20 persen dari jumlah seluruh imigran di Italia. Banyak migran keturunan Cina yang mengundang sanak keluarganya di tanah air untuk datang dan bekerja di pabrik-pabrik di Italia.

Reputasi para pendatang sebagai pekerja yang rajin, tangkas dan terutama "murah" dengan cepat tersebar.

Lalu bagaimana nasib para pekerja migran ini kemudian?

Ikuti lanjutannya dalam Krisis Italia: Pendatang Cina cari Alternatif, bagian 2: "Made in Italy dan tangan pekerja Cina"