1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Pengungsi Tugas Abad Ini

24 Desember 2015

Sejuta pengungsi. Belum pernah Jerman mengalami kedatangan migran sebanyak itu dalam beberapa bulan. Ini tugas berat yang menuntut amat banyak, dari pendatang maupun tuan rumah. Opini Alexander Kudascheff.

https://p.dw.com/p/1HTLM
Bundeswehr Flüchtlinge Organisation Registrierung Erding Bayern
Foto: picture-alliance/dpa/A.Weigel

Sejuta pengungsi. Mungkin lebih. Ini semua ditampung Jerman pada tahun 2015. Sejuta manusia yang melarikan diri, mencari perlindungan dan harapan kehidupan baru. Sejuta orang yang perlu rumah, dan terutama pekerjaan, dan untuk itu harus belajar bahasa Jerman.

Sebuah kerja keras bagi warga Jerman. Dan tentu kerja lebih keras lagi bagi para pengungsi. Apa yang ada sekarang, adalah tugas abad ini bagi warga Jerman, yang kemungkinan baru bisa dituntaskan satu atau bahkan dua generasi ke depan.

Tata nilai baru kemasyarakatan

Mayoritas pengungsi datang dari Suriah, Irak, Afghanistan dan Eritrea. Mereka datang dari negara-negara dengan sistem kemasyarakatan yang tidak mengenal kebebasan, dengan relasi keagamaan kuat dengan struktur patriakal yang tidak mengenal privasi, dimana negara bukan lagi tanah air melainkan musuh. Pada dasarnya mereka datang dari negara yang sama sekali kontradiktif.

Di Jerman individu dihargai lebih tinggi dari kelompok. Negara adalah asuransi terhadap risiko kehidupan dan kesetaraan gender berlaku mutlak. Jerman adalah sebuah masyarakat terbuka.

Dalam benturan ini, kedua belah pihak harus bersedia mengubah diri dan saling belajar. Tentu saja para pendatang dituntut lebih banyak. Mereka memilih Jerman sebagai tanah air baru. Mereka harus beradaptasi pada adat istiadat, norma dan kebiasaan di negara ini. Mereka harus menghargai apa yang dianggap asing atau bahkan haram.

Kudascheff Alexander Kommentarbild App
Alexander Kudascheff pemimpin redaksi DW

Pengungsi harus beradaptasi dengan cara hidup di Jerman, tanpa harus kehilangan sepenuhnya identitas budaya dan bahasa. Harus diingat, Jerman bukan Suriah atau Eritrea. Di sini orang tidak bisa mengikuti gaya hidup seperti di negara asal.

Tapi juga Jerman akan berubah. Kanselir Angela Merkel mempredikis, dalam 25 tahun ke depan, Jerman akan lebih terbuka, penuh rasa ingin tahu, lebih toleran dan makin atraktif. Tentu saja ini ambisi besar. Jerman juga harus berubah, sekaligus mendefinisi baru dengan percaya diri identitas modernnya. Juga harus menaruh minat pada sesuatu yang asing. Dengan menyadari bahwa budaya Islam tidak melulu shariah, represi kaum permpuan atau busana burka, yang kini adalah keseharian di sana.

Hentikan kebohongan

Politik pengungsi yang saat ini dinaungi dua kebohongan utama harus diubah. Yang pertama, Jerman bukan negara imigrasi, sudah dibuang oleh rakyat. Jerman itu atraktif. Karena itu banyak orang ingin datang ke sini. Kebohongan kedua adalah politik suaka dan politik migrasi, untuk memecahkan masalah demografi di Jerman.Secara politik ini adalah sebauh kesintingan.

Migran sudah ada targetnya dan dicari secara terarah. Pengungsi datang begitu saja. Walau begitu, para pengungsi harus secepatnya diintegrasikan. Dari aspek bahasa dan pekerjaan. Juga terutama mentalitas. Mereka memilih datang ke Jerman sebagai negara harapan- Konsekuensinya, mereka harus mengadaptasi sistem masyarakat terbuka ini menjadi miliknya.