1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Liga Arab Berakhir

30 Maret 2007

Prakarsa perdamaian satu-satunya jalan menuju perdamaian Timur Tengah.

https://p.dw.com/p/CP7d
Pembukaan KTT (28/03) di Riyadh.
Pembukaan KTT (28/03) di Riyadh.Foto: AP

Negara-negara Arab menekankan, prakarsa perdamaian Timur Tengah yang mereka ajukan sejak tahun 2002 adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian dan stabilitas abadi di kawasan tersebut.

Hanya lewat prakarsa inilah konflik puluhan tahun antara Israel dan Palestina bisa diakhiri. Sekjen Liga Arab Amr Mussa mendesak bersatunya negara-negara Arab bagi prakarsa perdamaian 2007.

Ia mengatakan, "Kami katakan sekali lagi, perdamaian yang abadi dan adil adalah satu-satunya pilihan bagi bangsa-bangsa Arab. Prakarsa perdamaian Arab, yang berdasarkan pada resolusi interansional, adalah satu-satunya jalan untuk mencapai solusi damai konflik Arab-Israel."

Itu berarti, penarikan mundur Israel dari perbatasan yang ditetapkan tahun 1967, pembentukan negara Palestina merdeka dengan ibukota Yerusalem Timur dan hak untuk kembali bagi para pengungsi.

Presiden Palestina Mahmud Abbas menuntut dibentuknya komisi negara-negara Arab, diketuai Arab Saudi, yang dipercaya melangsungkan pembicaraan dengan Israel mengenai realisasi prakarsa tersebut.

Presiden Mesir Husni Mubarak, salah satu juru runding utama bagi perdamaian di Timur Tengah, menekankan, senjata atom dan senjata pemusnah massal lainnya akan membuat stabilitas di kawasan itu menjadi tak seimbang. Yang dimaksud adalah program atom Iran dan gudang senjata atom Israel.

Mubarak mengatakan, "Timur Tengah butuh perdamaian dan stabilitas dan bukan senjata pemusnah massal. Jika dunia internasional tidak bertindak jujur dan penuh tanggungjawab, kawasan ini akan menjadi saksi perlombaan senjata yang tidak mereka butuhkan. "

Sekjen PBB Ban Ki Moon yang juga hadir di Riyadh menekankan makna pertemuan puncak ke-19 Liga Arab. Ia menjamin dukungannya bagi negara-negara Arab dalam mengupayakan stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah dan sekitarnya.

Ban Ki Moon mengatakan, "Kunjungan ini membuktikan pada saya bahwa pertemuan puncak ini merupakan yang terpenting sejak bertahun-tahun. Situasi di Timur Tengah lebih kompleks, lebih rentan, dan lebih berbahaya daripada sebelumnya. Instabilitas di negara-negara Arab punya makna penting bagi perdamaian dan keamanan internasional. Saya menawarkan dukungan PBB bagi perdamaian, keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat Anda."

Selain prakarsa perdamaian, pertemuan puncak negara-negara Arab di Riyadh juga membahas situasi di Irak, Libanon dan Darfur, Sudan.

Menyangkut soal Darfur, digelar konsultasi khusus antara Presiden Sudan dan Sekjen PBB. Ban KI Moon berupaya meyakinkan Omar al-Bashir bahwa tentara PBB harus ditempatkan di Darfur untuk ikut menyelesaikan konflik di Sudan.