1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Non Blok dan Pembuktian Iran

30 Agustus 2012

KTT Gerakan Non Blok dibuka di Teheran, Kamis (30/08) dan dihadiri kepala pemerintahan dan pejabat dari 120 negara, yang membuat Iran mendapat pujian bahwa negara itu tidak terisolasi dari pergaulan dunia.

https://p.dw.com/p/1603e
Foto: MEHR

Pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei memberikan pidato kepada para delegasi bersama Presiden Mesir Mohamed Morsi, yang menyerahkan rotasi kepresidenan Non Blok kepada Iran.

Stasiun televisi memperlihatkan gedung pertemuan yang berlokasi di sebuah distrik yang sangat aman di bagian utara Teheran, yang dihadiri oleh sebagian besar negara berkembang. Para pemimpin itu termasuk Presiden Afghanistan, Libanon, Pakistan, Sudan, Zimbabwe dan otoritas Palestina, serta Emir Qatar.

Hanya Seperempat Kepala Negara Hadir

Perdana Menteri India, Irak dan Suriah juga hadir. Korea Utara diwakili oleh Kepala Seremonial Negara, yakni Presiden Parlemen Kim Yong-Nam bukan pemimpin negara itu Kim Jong-Un.

Secara keseluruhan, 29 dari 120 negara Non Blok yang hadir dalam pertemuan itu diwakili oleh kepala pemerintahan. Tiga perempat lainnya diwakili oleh para pejabat senior: Wakil Presiden, Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri dan utusan negara anggota.

Para pemimpin dari beberapa negara yang diharapkan oleh Iran muncul dalam pertemuan puncak yakni Azerbaijan, Bolivia, Ghana dan Kuwait, tidak hadir dalam pembukaan. Sementara delegasi Indonesia diwakili Wakil Presiden Boediono.

Gerakan Non Blok dan Politik Negara Berkembang

Gerakan Non Blok, lahir pada puncak perang dingin, dimulai dari sekelompok negara yang melihat diri mereka independan dari dua kekuatan yakni Washington dan Moskow.

Sejak itu, gerakan ini menjadi kendaraan untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang, menyerukan reformasi PBB untuk membatasi kekuasaan Dewan Keamanan, mempromosikan dukungan bagi negara Palestina, dan mengecam barat atas sanksi yang dijatuhkan pada anggota Non Blok termasuk Kuba, Iran, Korea Utara, Suriah dab Zimbabwe.

Pembuktian Iran

Iran yang selama ini ditekan barat terkait program nuklir, ingin menampilkan pertemuan ini sebagai bukti bahwa mereka bukan negara pariah, seperti yang ingin dibuat Amerika Serikat.

Itu khususnya lewat kehadiran Morsi dan Sekjen PBB Ban Ki-monn. Kehadiran Morsi, merupakan yang pertama bagi seorang pemimpin Mesir menginjakkan kaki di Iran sejak revolusi Islam tahun 1979. Kedua negara memutus hubungan diplomatik saat itu, setelah Kairo menandatangani perjanjian damai dengan Israel, yang merupakan musuh bebuyutan Iran.

Kehadiran Ban Ki-moon dikritik oleh Israel dan Amerika Serikat.

afp (AB/ HP)