1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Perancis-Afrika Berakhir

Claudia Deeg17 Februari 2007

KTT Perancis-Afrika di Cannes berakhir, tetapi tidak ada alasan untuk bergembira. Peringatan diberikan kepada Guinea, di mana keadaan gawat darurat sedang berlaku, dan kepada Sudan.

https://p.dw.com/p/CP8n
Presiden Perancis, Jacques Chirac dan Presiden Republik Afrika Tengah, Francoise Bozizé
Presiden Perancis, Jacques Chirac dan Presiden Republik Afrika Tengah, Francoise BozizéFoto: AP

Matahari bersinar di Cote d’Azur tetapi KTT Perancis-Afrika yang ke 24 tidak diwarnai kegembiraan. Presiden Perancis Jacques Chirac berpamitan dengan benua Afrika. Masa jabatan Chirac berakhir Mei mendatang. Semua pihak menduga, ia tidak akan mencalonkan diri kembali. Dalam pidatonya, Chirac menyatakan sangat mencintai Afrika. Dan wakil dari 48 negara Afrika yang hadir pada KTT memuji peranan presiden Perancis itu di Afrika selama bertahun-tahun. Kedua belah pihak sadar, dasar hubungan mereka akan berubah.

Langkah awal Angela Merkel, yang menjadi ketua dewan Uni Eropa, dalam memulai hubungan kerjasama diterima Afrika dengan baik. Beberapa wakil yang hadir bahkan berspekulasi, Merkel akan mengambil alih peranan Chirac dalam memperjuangkan kepentingan benua itu.

Konflik Darfur

Awan hitam lain yang menyelubungi KTT di Cannes adalah masalah yang lebih besar, yaitu krisis Darfur di Sudan. Berkaitan ini Chirac menyerukan agar semua pihak yang terkait mau menghentikan bencana besar kemanusiaan di Darfur. Karena bencana itu telah menggoyahkan stabilitas di wilayah tersebut dan menyebabkan kekhawatiran dunia internasional.

Seruannya kepada Sudan untuk bersedia menerima pasukan perdamaian PBB semakin melemah. Presiden Sudan, Omar Hassan al Bashir menekankan di Cannes, PBB hanya perlu memberikan bantuan tehnik dan logistic. Dan ia berkeras pada sikapnya untuk tidak memberikan visa bagi pakar masalah kemanusiaan dari PBB. Misi PBB diijinkan masuk hanya jika bersifat independen dan jujur, demikian al Bashir.

Kesepakatan Tiga Negara

Dalam rangka KTT di Cannes, al Bashir dan Presiden Chad, Idriss Deby serta Presiden Republik Afrika Tengah, Françoise Bozizé bertemu selama dua jam. Dari sudut pandang Perancis, pertemuan itu adalah langkah maju, mengingat ketiga negara itu tidak saling percaya. Sudan, Chad dan Republik Afrika Tengah menandatangani kesepakatan yang terdiri dari tiga poin. Masing-masing negara mengakui kedaulatan negara lainnya. Mereka juga berjanji tidak akan mendukung kelompok pemberontak di negara tetangga. Belakangan ini konflik Sudan meluas hingga ke negara-negara tetangganya.

Tetapi tentu tidak jelas, apakah kesepakatan itu akan dipatuhi. Di masa lalu, perjanjian seperti ini sudah pernah ada tetapi dilanggar. Sampai saat ini sekitar 200.000 orang tewas, dan lebih dari 2,5 juta dipaksa meninggalkan rumah mereka. Dan Badan urusan Pengungsi PBB – UNHCR memperingatkan kemungkinan adanya genosida di Chad Timur, di dekat perbatasan dengan Darfur. Itulah angka dan berita yang menyelubungi KTT di Cannes seperti awan hitam. (ml)