1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kuliah Memacu Mobilitas

Nina Treude4 Oktober 2013

Kuliah berarti harus fleksibel dan terus bergerak serta berani mencoba sesuatu yang baru. Mobilitas amat penting untuk mahasiswa –ketika pergi ke kampus atau dalam merencanakan studinya.

https://p.dw.com/p/19tki
Foto: picture-alliance/dpa

"Bergerak dari A ke B – secepat dan semudah mungkin“. Ini penting untuk mahasiswa yang kuliah di Jerman. Umumnya gedung fakultas perguruan tinggi tidak terpusat, melainkan tersebar di beberapa lokasi di pusat kota. Karena itu sebagai mahasiswa harus bergerak cepat, jika ingin mengikuti mata kuliah berikutnya yang berlangsung di gedung lain.

Sepeda, mobil atau kereta api?

Kebanyakan mahasiswa Jerman lebih memilih menggunakan sepeda. Harganya tidak mahal dan jaringan jalur khusus sepeda di Jerman cukup baik. Bagi mahasiswa asing yang terbiasa menggunakan kereta api atau mobil di negaranya, harus membiasakan diri dengan situasi ini. Seperti Peter dari Sydney, „Di Sydney tidak praktis menggunakan sepeda, karena segalanya besar. Kota itu ekstrem besar dan tidak ada jalur khusus untuk sepeda. Tidak aman.“

Fasilitas angkutan di setiap negara berbeda-beda. Infrastruktur yang lengkap dengan jalur sepeda dan jaringan angkutan umum yang baik tidak dapat ditemukan di semua negara. Miranda dari Amerika Serikat misalnya, di tanah airnya ia tidak mungkin bergerak tanpa mobil, „ di Missouri transportasi yang ada hanya mobil. Tetapi, di sini di Jerman ada banyak pilihan dan jarak satu sama lain tidak terlalu jauh“.

Eropa – Surga wisata bagi mahasiswa dari luar negeri

Berbeda dengan Amerika Serikat (AS), Eropa jauh lebih kecil dan penduduknya lebih padat. Selama kuliah di Jerman banyak mahasiswa asing yang menggunakan kesempatan ini untuk jalan-jalan sesering dan melihat sebanyak mungkin dari Eropa. Miranda sudah mengunjungi 16 negara. Ia menggunakan layanan ikut menumpang mobil pribadi, interrail atau pesawat terbang. Peter juga penggemar layanan ikut menumpang mobil pribadi. Dengan layanan tersebut pekerja yang setiap hari pulang-pergi dengan mobil pribadinya atau mahasiswa yang ingin berakhir pekan di kampung halamannya dapat membawa penumpang dengan mobilnya. Ongkos bensinnya dibagi dengan penumpang lainnya. „Ini cara yang paling baik untuk bisa melihat-lihat Jerman, dan kalau dibandingkan dengan naik kereta harganya jauh lebih murah. Saya juga sudah pernah mencoba Blind Booking dan Interrail“, papar warga Australia itu yang sudah banyak berwisata.

Radler-Rushhour Münster
Jam sibuk di MünsterFoto: Presseamt Münster/Angelika Klauser

Blind Booking adalah sebuah layanan bagi mahasiswa yang ingin pergi secara spontan. Peminat membayar tiket pesawat terbang dengan harga murah dan secara acak akan mendapat penerbangan dengan satu dari sepuluh tujuan bandara di Eropa. Interrail adalah tiket kereta murah dan bisa menggunjungi beberapa negara tujuan. Anna dari Ukraina senang naik kereta. Ia terbang hanya jika terpaksa, karena baginya mobilitas juga menyangkut isu kesadaran ramah lingkungan, „Bagi saya naik kereta api adalah kegiatan yang patut dihargai. Terlalu banyak terbang bisa merusak lingkungan“.

Pengalaman luar negeri – kriteria penting bagi perusahaan

Banyak mahasiswa yang kuliah di luar negeri tidak hanya karena ingin mengenal budaya negara lain. Akan tetapi juga karena pengalaman luar negeri sudah menjadi keharusan dan kriteria penting untuk mencari pekerjaan setelah tamat kuliah. Di zaman internet dan globalisasi mahasiswa menjadikan dunia ini seakan-akan ruang belajar di rumah mereka sendiri. Berkat jejaring bagus banyak universitas serta banyaknya bea siswa yang tersedia, semakin mudah bagi mahasiswa untuk studi di luar negeri. Untuk itu struktur mobilitas yang bagus menjadi amat penting.

Flash-Galerie Gewinner und Verlierer der Aschewolke
Dengan menumpang mobil pribadi bisa berwisata di Jerman dan Eropa secara murahFoto: picture-alliance/dpa

Terutama mahasiswa Jerman amat menggemari studi di luar negeri. Sedikitnya 31.000 mahasiswa tahun 2010 mendapat beasiswa dari institusi pertukaran akademis Jerman, Deutsches Akademisches Austauschdienst (DAAD) untuk kuliah di luar negeri. Ada kecenderungan jumlah mahasiswa penerima beasiswa DAAD meningkat, karena kemampuan bahasa asing dan pengalaman luar negeri menjadi sangat penting. Karena pengalaman luar negeri menunjukkan kompentensi sosial yang tinggi dan ini sangat dihargai perusahaan di Jerman. Mahasiswa yang memiliki pengalaman di luar negeri lebih mandiri, fleksibel dan terbuka.

Persyaratan makin berat

Reformasi Bologna juga bertujuan membuka jalan baru bagi mahasiswa untuk merambah dunia. Tapi dengan jadwal perkuliahan amat padat, persyaratannya makin berat. Banyak yang tidak punya waktu lagi untuk bekerja sampingan untuk mengumpulkan uang bagi perjalanan ke luar negeri. Juga tidak semua mahasiswa bisa mendapat beasiswa. Walaupun begitui masih banyak mahasiswa yang kuliah di luar negeri. Miranda mengatakan, tidak ingin melawatkan pengalaman seperti itu. „Kita hanya satu kali menjadi mahasiswa, setelah itu tidak mudah lagi melakukan perjalanan melanglang buana. Mahasiswa hampir semua amat terbuka, setelah lulus situasinya akan berbeda.“

SWB testet einen BYD E-Mobility-Bus
Naik bis di Eropa, bisa ke luar kota bahkan ke luar negeriFoto: Meike Böschemeyer/Stadtwerke Bonn