1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kunjungan Karzai ke China Hasilkan Kesepakatan

25 Maret 2010

Cina tidak akan mencampuri urusan politik dalam negeri Afghanistan. Kunjungan tiga hari Presiden Afghanistan Hamid Karzai ke Cina menghasilkan kesepakatan kerjasama

https://p.dw.com/p/McXS
Foto: AP

Dalam kunjungan tiga hari Presiden Afghanistan Hamid Karzai ke Cina, hari Kamis (25/03) dijadwalkan pertemuan dengan Perdana Menteri Wen Jiao Bao dan anggota parlemen Wu Bangguo. Politisi papan atas itu mengatakan, Cina tidak akan mencampuri urusan politik dalam negeri Afghanistan. Sementara Presiden Karzai menyampaikan terima kasih kepada Cina atas dukungannya selama 55 tahun hubungan diplomatik kedua negara, dan khususnya selama delapan tahun terakhir. Selain kedua tokoh tersebut, Presiden Karzai sebelumnya menemui Presiden Hu Jin Tao.

Pada hari Rabu (24/03), ada tiga kesepakatan yang ditandatangani oleh Presiden Karzai dan Presiden Cina Hu Jintao, Menurut harian resmi Xinhua, kesepakatan itu meliputi bantuan ekonomi dan kerjasama teknologi, penuruan bea cukai serta program-program pelatihan. Pakar ekonomi Saifuddin Saihoon di Kabul menilai, kunjungan Karzai ke Cina sangat penting dari berbagai aspek, “Upaya Afghanistan untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara tetangga dalam bidang bisnis dan perdagangan akan mendorong keamanan dan perdamaian. Lebih penting lagi, ketertarikan Cina kepada Afghanistan terbatas pada bidang ekonomi, dan bukan politik.”

Namun bila politik bukan tema utama, keamanan merupakan tema vital. Televisi Cina melaporkan, Afghanistan akan bekerja keras melawan terorisme dan radikalisme ekstrim guna menjaga keamanan dan stabilitas regional. Afghanistan juga akan menjamin keamanan warga Cina yang bekerja di Afghanistan. Cina melihat adanya ancaman teroris lokal di Xinjiang dan menyebutkan, diantara kelompok teror di wilayah itu ada yang pernah mendapatkan pelatihan di kamp-kamp teroris di Afghanistan.

Dalam hubungan ekonomi, Cina merupakan salah satu pemasok terbesar produk konsumen di Afghanistan. Jumlah perdagangan antar kedua negara mencapai 150 juta dólar di tahun 2008. Sementara kantor kepresidenan Afghanistan menyebutkan, kedua pihak akan menandatangani perjanjian paket bantuan senilai 160 juta yuan atau lebih dari 20 juta dólar. Cina antara lain akan melanjutkan bantuannya di sektor pembangunan infrastruktur. Kepada media Presiden Hu Jin Tao mengatakan, Cina ingin meningkatkan kerjasama praktis dan memperluas kemitraan komprehensif kedua negara.

Menurut Niklas Swanstöm dari Institut Asia Tengah dan Kaukasus di Stockholm pernyataan itu menunjuk pada sumber alam yang dimiliki Afghanistan, “Kerjasama praktis itu terkait dengan sumber alam dan mineral yang akan dibeli dalam jumlah besar oleh Cina. Sementara ini, Afghanistan tak memiliki infrastruktur untuk mentransportasi hasil bumi ini ke Cina, sehingga secara praktis Cina juga harus membantu perbaikan infrastruktur di Afghanistan.”

Tahun 2007 misalnya, sebuah BUMN Cina untuk metalurgi yang memenangkan tender pengembangan tambang tembaga Aynak, di selatan Kabul telah berjanji akan menginvestasi 3 milyar dolar. Tambang itu diharapkan sudah bisa berproduksi dalam tiga sampai empat tahun. Afghanistan yang masih sangat tergantung pada bantuan international, berharap bahwa sumber mineral yang dimilikinya bisa menjadi kunci perkembangan ekonominya.

Disha Uppal / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra pasuhuk.