1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialAsia

Ratusan Pengungsi Rohingya 'Berlabuh' di Aceh

7 September 2020

Nyaris 300 pengungsi Rohingya tiba di Aceh pada Senin (07/09), setelah sedikitnya enam bulan terombang-ambing di atas lautan. Ini merupakan gelombang pengungsi terbesar yang datang sejak tahun 2015 silam.

https://p.dw.com/p/3i6hR
Pengungsi Rohingya
Para pengungsi Rohingya beristirahat di sebuah pondok setelah kapal yang mereka tumpangi tiba di Aceh, Senin (07/09)Foto: picture-alliance/AP Photo/R. Mirza

Hampir 300 pengungsi Rohingya kembali ‘berlabuh‘ di perairan Aceh, tepatnya di Pantai Ujong Blang, kecamatan Banda Sakti, Kota Lhoksumawe, pada Senin (07/09) dini hari. Mereka mengaku sedikitnya sudah enam bulan terombang-ambing di atas lautan.

“Dari keterangan mereka, sudah tujuh bulan di laut,“ kata staf UNHCR Lhoksumawe, Oktina, dikutip dari kantor berita AFP.

Komandan Rayon Militer 16 Banda Sakti, Kapten Roni Mahendra, menceritakan bahwa kapal yang mengangkut para pengungsi Rohingya ini sudah terlihat oleh nelayan setempat beberapa kilometer dari bibir pantai Ujong Blang pada Minggu (06/09) malam sebelum akhirnya bersandar pada Senin (07/09) dini hari.

Sesampainya, para pengungsi dilaporkan langsung berhamburan dan berlarian meninggalkan kapal memasuki perkampungan warga dalam tiga kelompok besar. “Kami membujuk mereka dan meminta bantuan warga untuk mengumpulkan mereka,” ungkap Roni.

“Satu orang dari 102 pria, 181 perempuan, dan 14 anak-anak, dalam kondisi sakit dan segera dibawa ke rumah sakit setempat untuk mendapatkan perawatan,“ tambahnya.

Dilaporkan sebanyak 30 orang tewas di tengah perjalanan dan telah dilarung ke laut.

Sementara itu, Kepala Palang Merah Kota Lhoksumawe, Junaidi Yahya, menjelaskan saat ini para pengungsi telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara di Gedung Balai latihan Kerja (BLK) Lhoksumawe.

“Kesehatan mereka, apalagi di saat (pandemi) COVID-19 ini jadi fokus kita,“ tutur Yahya.

DW Indonesia mencoba menghubungi Kepala Dinas Sosial Kota Lhoksumawe, Ridwan Jalil, atas langkah-langkah yang akan diambil pemerintah setempat terkait nasib etnis yang tidak diakui sebagai warga negara Myanmar ini. Tetapi hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan.

Kedatangan pengungsi hari ini merupakan gelombang terbesar yang ada sejak tahun 2015. Indonesia sendiri memang dikenal sebagai salah satu negara tujuan yang diincar kaum Rohingya. Sebelumnya, pada akhir Juni, sebanyak 97 pengungsi Rohingya ditemukan terombang-ambing di atas kapal motor yang rusak di perairan Aceh Utara. Mereka akhirnya diselamatkan nelayan setempat.

Diyakini sedikitnya 800 pengungsi Rohingya berlayar dari Cox’s Bazar, Bangladesh, awal tahun ini mencari suaka ke negara-negara Asia Tenggara lain. Dalam laporan PBB tahun 2018 disebutkan adanya pembunuhan massal 10 ribu kaum Rohingya di Rakhine, Myanmar.

rap/vlz (Reuters, AFP, AP)