1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lagu Musim Dingin

17 Januari 2011

Setiap orang memiliki perasaan tersendiri berkaitan dengan musim. Pohon tidak berdaun, udara dingin menusuk, kegelapan ditambah salju yang menyelubungi segala sesuatu di bumi menimbulkan kesan alam tidak hidup lagi.

https://p.dw.com/p/zyrV
Salju yang menyelimuti sebuah peternakan kudaFoto: AP

Tetapi ketenangan di musim dingin juga menjadi sumber inspirasi bagi sejumlah seniman dan menggerakkan mereka untuk menulis musik tentang musim dingin. Dunia yang tampak tenang dan terselubung selimut putih membangkitkan kesan misterius sekaligus mempesonakan dan mengundang orang yang menatapnya untuk bermimpi, tentang kampung halaman, tentang kehangatan dan keakraban dengan sesama manusia. Itulah perasaan yang dituangkan kelompok musik Jerman, Unheilig, dalam lagunya yang berjudul "Winterland".

Kegembiraan Anak-Anak

BdT Wetter Deutschland München Winter
Salju di taman kota MünchenFoto: AP

Masa musim dingin tidak hanya berisi keheningan. Kemilau salju yang menutupi tanah juga disertai tawa gembira anak-anak yang bermain di salju, membuat boneka salju atau naik kereta luncur salju. Itulah gambaran kegembiraan yang ditampilkan dalam lagu berjudul "Winter Wonderland". Lagu ini sudah banyak dinyanyikan berbagai penyanyi terkenal, seperti Elvis Presley, juga Frank Sinatra.

Salju memang mengubah sepenuhnya pemandangan. Itu juga dikatakan penyanyi Inggris Sting. Baginya musim dingin adalah musimnya imaginasi. Itu yang menjadi sumber inspirasi bagi albumnya yang berjudul "If on a Winter's Night". Dalam album itu ia membawakan sebuah lagu rakyat dari New Castle, Inggris, yang berjudul "The Snow it melts the soonest".

Salju Tidak Abadi

Lagu itu menceritakan bahwa salju meleleh dengan cepat jika angin bertiup. Jadi salju bukan sesuatu yang abadi. Seperti halnya, orang mungkin saja mengubah sikap. Di lagu ini, yang diibaratkan adalah seorang perempuan yang awalnya menolak seorang pria, tetapi akhirnya mungkin bersedia menerima.

BdT Spaziergaenger geniessen den zugeschneiten Schlosspark in Herten
Beberapa pejalan kaki menikmati taman istana di Herten, yang tertutup saljuFoto: AP

Karena di musim dingin tidak ada tumbuhan yang berkembang, musim ini sering diasosiasikan dengan akhir dari kehidupan. Jika sudah sampai di musim dingin, berarti orang sudah melewati masa muda yang disamakan dengan musim semi, dan jika orang tidak berhati-hati, mungkin orang melewati hidup tanpa menyadari apa sebenarnya yang paling penting. Ketika orang terbangun, musim dingin sudah tiba, dan segalanya sudah terlambat. Begitu kira-kira lirik lagu "Hazy Shade of Winter", yang dinyanyikan duet Simon and Garfunkel.

Bukan Musim Berduka

Tetapi, musim dingin tentunya bukan hanya musim untuk berduka dan bersedih. Banyak lagu-lagu cinta yang menggambarkan kebahagiaan juga berkaitan dengan musim dingin. Misalnya lagu berjudul "Let It Snow, Let It Snow, Let It Snow". Liriknya kira-kira demikian, "Cuaca di luar mengerikan. Tetapi di dekat perapian sangat nyaman. Karena kita tidak dapat pergi ke mana-mana lagi, biarkan salju turun. Nanti kalau api sudah padam, kita masih saling mengucapkan sampai jumpa. Jika kamu selalu mencintaiku seperti ini, biarkan salju turun..."

Marjory Linardy

Editor: Luky Setyarini