1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lalu Lintas Udara Eropa Tetap Lumpuh

18 April 2010

Abu vulkanik dari gunung berapi Eyjafjallajokull di Islandia masih melumpuhkan lalu lintas udara Eropa. Larangan terbang di banyak negara lain sudah diperpanjang berkali-kali. Masih belum terlihat perubahan positif.

https://p.dw.com/p/MzVl
Ribuan penumpang harus menunggu di bandar-bandar udara yang ditutup karena awan debu vulkanik.Foto: AP

Setelah hari Jum'at (16/04) dilaporkan bahwa aktivitas gunung berapi Eyjafjallajokull tampaknya akan menjadi lebih tenang akhir pekan ini, keadaannya berbalik lagi hari Sabtu malam (17/04). Dari gunung Eyjafjallajokull, di selatan Islandia, debu disemburkan sampai ketinggian 9 km. Sampai sekarang tidak ada aksi evakuasi dan penduduk Islandia tampak tenang. Dan karena arah angin yang menguntungkan bagi Islandia, tidak ada efek yang terasa dari letusan gunung Eyjafjallajokull.

Sebaliknya di Eropa, lalu lintas udara masih tetap kacau karena awan abu vulkanik yang masih menyelimuti banyak negara. Dilaporkan, debu vulkanik ini dapat merusak mesin dan sensor pesawat terbang serta menghalangi pandangan pilot. Meteorolog dari badan meteorologi Islandia, Teitur Arason, mengatakan kepada kantor berita AFP, "debu vulkanik akan terus menyebar ke arah Inggris dan Skandinava“. Para ahli juga mengatakan, hal ini mungkin akan terus berlanjut sampai pertengahan minggu depan.

Larangan terbang terus menyebar

Sementara ini, banyak negara sudah menutup jalur udaranya sampai hari Minggu atau Senin (18-19/04). Jutaan penumpang di seluruh dunia tetap harus menunggu, baik di rumah maupun di berbagai bandar udara. Badan aviasi Eropa Eurocontrol mengatakan, penerbangan sipil melewati Eropa utara dan Eropa tengah tetap dilarang mendarat dan lepas landas.

Badan keamanan penerbangan Jerman memperpanjang larangan terbang sampai hari Minggu (18/04), pukul 20.00. Seorang juru bicara mengatakan, „tidak terlihat perkembangan pada saat ini“. Inggris juga juga memperpanjang larangan terbang sampai waktu yang sama. Sejumlah bandar udara di Perancis, Italia utara dan Finlandia ditutup sampai hari Senin (19/04). Eurocontrol yang bertanggung jawab atas keamanan penerbangan di 38 negara Eropa mengumumkan, larangan terbang juga diberlakukan di beberapa negara Eropa timur, seperti Bulgaria, Rumania dan Ukraina, karena awan debu vulkanik terus menyebar ke timur dan selatan. Sementara ini jalur udara hanya terbuka di beberapa negara di barat daya Eropa, di Balkan selatan, Italia selatan, Yunani, dan Turki.

Jutaan penumpang…

….harus membatalkan perjalanan mereka pada beberapa hari mendatang, baik dengan tujuan bisnis ataupun liburan. Ratusan ribu penumpang terjebak di Eropa. Di bandar udara terbesar Jerman, di Frankfurt, disediakan ribuan tempat tidur darurat dan pos-pos pembagian makanan. Ini terutama bagi penumpang yang tidak bisa meninggalkan bandar udara karena tidak punya visa. Banyak orang terpaksa menyewa mobil, atau melanjutkan perjalanan dengan kereta atau bus.

Sampai sekarang Kanselir Jerman Angela Merkel masih belum sampai Jerman dari kunjungannya ke Amerika Serikat minggu lalu. Setelah terpaksa berhenti di Portugal, Sabtu kemarin (17/04) Merkel lanjut terbang ke Roma dan meneruskan perjalanan dengan bus. Merkel diharpakan tiba kembali di Berlin Minggu ini (18/04). Karena kekacauan lalu lintas udara ini, selain Merkel, Presiden AS Barack Obama, tidak dapat menghadiri upacara pemakaman Presiden Polandia Lech Kaczynsky, yang tewas dalam kecelakaan pesawat pekan lalu di Rusia. Jerman diwakili oleh Presiden Horst Köhler dan Menlu Guido Westerwelle yang terbang ke Polandia dengan helikopter.

Tes terbang lancar

Selain oleh para penumpang, dampak larangan terbang dirasakan banyak perusahaan. Seperti misalnya perusahaan pos terbesar Eropa, Deutsche Post, yang terpaksa mengoper banyak pengiriman lewat jalur darat. Beberapa perusahaan penerbangan, seperti Lufthansa, KLM dan Austrian Airlines, sekarang ini berpendapat, bahwa awan debu vulkanik dari Islandia ini tidak lagi berbahaya bagi penerbangan. Mereka mengkritik, bahwa penutupan ruang udara ini hanya dilakukan atas dasar data dari sebuah simulasi computer.

Menurut juru bicara Lufthansa, Klaus Walther, perusahaan tersebut melakukan 10 penerbangan percobaan dari kota Munich ke Frankfurt. Pesawat-pesawatnya mendarat dari ketinggian 8000 meter tanpa kerusakan apapun. Pesawat KLM yang melakukan penerbangan percobaan di ketinggian normal, antara 10.000 sampai 13.000 meter, juga kembali tanpa kerusakan.

Ikatan maskapai penerbangan Jerman BDF meminta penarikan pembatasan terbang malam, segera setelah larangan terbang dicabut nantinya, setidaknya untuk satu minggu. Pemimpin DFB, Michael Engel, menjelaskan, untuk dapat membawa puluhan ribu penumpang ke tujuannya, setiap jam sangat berarti, juga pada malam hari. Tetapi ikatan keamanan lalu lintas udara Jerman memberi isyarat, bahwa setelah larangan terbang dicabut, akan diperlukan waktu beberapa hari, sampai lalu lintas udara kembali normal.

DPA/AFP/AG/CSF