1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Langkah Maju Israel-Palestina

25 Desember 2006

Titik terang ditemukan setelah pertemuan resmi pertama Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan Presiden Palestina Mahmud Abbas, Sabtu (24/12).

https://p.dw.com/p/CIwY
Pertemuan bersejarah Presiden Abbas (kiri) dan PM Olmert (kanan)
Pertemuan bersejarah Presiden Abbas (kiri) dan PM Olmert (kanan)Foto: AP

Dalam pernyataan bersama disebutkan Israel dan Palestina akan bekerja sama untuk mencapai perdamaian. Rakyat Israel dan Palestina sudah terlalu lama menderita, sekarang waktunya untuk menjalankan proses perdamaian dengan melakukan tindakan konkret.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Jazeera juru bicara pemerintah Israel Miri Eisin menyatakan "Pertemuan kedua pemimpin ini merupakan hasil perundingan para penasehat yang terus berlangsung. Perdana Menteri Olmert akan bertemu lagi dengan Presdien Abbas dalam rangkaian yang hasilnya memungkinkan negara Palestinya yang berdampingan dengan negara Israel.“

Kedua pemimpin Palestina dan Israel yang bertemu di Jerusalem antara lain membahas pelonggaran sanksi finansial dan militer, yang diberlakukan Israel sejak Hamas memerintah di Palestina sepuluh bulan lalu. Selain itu, dibahas soal pembongkaran pos-pos pengawasan di perbatasan dengan kawasan Tepi Barat dan pertukaran tahanan.

Dana Bantuan Bagi Palestina

Nyatanya memang, Presiden Palestina, Mahmud Abbas tidak kembali dari Israel dengan tangan hampa. Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert berjanji menyalurkan 100 juta Dollar Amerika Serikat untuk tujuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina, bila dapat dijamin bahwa dana itu tidak digunakan oleh pemerintah Hamas. Dana ini merupakan seperenam dari pajak untuk Palestina yang tadinya dibekukan oleh Israel.

Selain itu, Presiden Abbas mendapat persetujuan dari Perdana Menteri Olmert untuk membuka jalur perdagangan yang harus melintasi perbatasan Karni. Olmert menyatakan akan melakukan tindak keamanan agar lalu lintas perdagangan menuju Gaza dapat kembali berlangsung. Lalu lintas di jalan ini biasanya mencapai 400 truk untuk memenuhi kebutuhan 1,5 juta penduduk jalur Gaza. Sejak perang merebak beberapa bulan lalu, hanya sekitar 15 truk per bulan yang melintasi jalur ini untuk memasok kebutuhan warga.

Kasus Tentara Israel

Juru bicara Israel Miri Eisin menambahkan „Saat ini kami berusaha untuk mengurangi penderitaan yang begitu jelas dialami oleh rakyat Palestina. Kami juga meminta pemerintah Palestina untuk membebaskan Gilad Shalit. Bila pemerintahan Palestina, yakni pemerintahan Hamas membebaskan Kopral Shalid, maka Israel akan membebaskan tahanan-tahanan Israel. PM Israel sekarang siap, ia mengulurkan tangannya. Dimana para wakil pemerintah Hamas itu?”

Kasus penculikan dan penahanan Gilad Shalit merupakan salah isu yang peka pada pertemuan itu. Bahkan sebelum pertemuan itu berlangsung, PM Olmert menyatakan tidak akan melepaskan tahanan Palestina, bila Shalit belum bebas. Walaupun begitu, kedua pemimpin tersebut berhasil menyepakati sejumlah persyaratan untuk pembebasan tahanan Palestina yang berada di penjara-penjara Israel. Melalui pertemuan ini, Israel menunjukkan isyarat jelas mengenai dukungan untuk politik Mahmud Abbas.

Miri Eisin menegaskan "Presiden Abbas berbicara dengan jelas, ia mengungkapkan perlunya dialog. Ia berbicara tentang sikap moderat dan menahan diri. Ia belum meninggalkan visinya untuk negara Palestina yang berdaulat di sebelah Israel. Ia mengatakan cara mencapainya adalah melalui dialog, bukan kekerasan.“

Abbas vs Hamas

Sementara itu dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Miri Eisin membedakan pemerintah Hamas dengan posisi Presiden Palestina, Mahmud Abbas. Eisin menegaskan, permasalahan yang dihadapi kedua negara itu berakar pada pemerintahan Hamas yang tidak bersedia memenuhi aturan main dunia internasional, antara lain untuk tidak melakukan tindakan terorisme. Saat ini, pemerintahan Hamas di Palestina mengecam upaya dialog Israel, menyebutnya sebagai akal licik memecah belah negara itu. (ek)