1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Laporan Amnesty International Harus Ada Konsekuensinya

3 Juli 2009

Sebetulnya orang tak butuh laporan dari Amnesty Internasional untuk tahu bahwa serangan Israel di Jalur Gaza sungguh terlalu. Tayangan di televisi dan laporan para jurnalis menunjukkannya dengan jelas.

https://p.dw.com/p/IgdE

Walau menerapkan berbagai pembatasan dan larangan terhadap pers internasional, Israel tak berhasil sepenuhnya menghalangi pemberitaan. Maka, lewat gambar dan laporan saksi mata, khalayak umum bisa mengetahui apa yang terjadi Jalur Gaza selama 22 hari ekspedisi hukuman oleh Israel.

Tapi, serangan militer belum lagi berakhir, ketertarikan publik pada konflik Israel-Palestina sudah hilang. Orang-orang di Jalur Gaza semakin dilupakan. Siapa yang tahu bahwa sampai kini mereka tak bisa membangun kembali rumah-rumah yang dihancurkan tentara Israel, karena Israel menghalangi pengiriman bahan bangunan ke Jalur Gaza. Siapa yang tahu bahwa sudah berhari-hari tak ada kopi di Gaza, karena kopi tak dihitung sebagai bahan pangan pokok yang diijinkan masuk oleh Israel dengan berat hati. Siapa yang tahu bahwa pengusaha Palestina tak boleh mengimpor kulkas, mesin cuci, buku dan mainan anak?

Hanya sedikit yang paham bahwa 1,5 juta warga Palestina di Gaza hidup di sebuah penjara besar. Tapi, tahanan biasa masih punya hak mendapat makanan dan layanan medis yang layak, sementara warga Gaza tidak.

Dengan latar belakang seperti ini, adalah baik bahwa kini Amnesty Internasional menyampaikan laporannya dan kembali mengalihkan perhatian kepada Gaza. Organisasi hak asasi itu dengan tegas menyalahkan kedua pihak, Israel dan Hamas, sebagai penjahat perang. Keduanya tidak mematuhi hukum perang dan hukum kemanusiaan internasional. Namun dengan dampak yang jauh berbeda. Tiga warga sipil tewas di Israel dan 1400 orang di Palestina, sebagian besar sipil tak bersenjata.

Tetapi sekali ini laporan itu tidak boleh diterima begitu saja dan disimpan dalam arsip. Harus ada konsekuensinya. Dokumen setebal 117 halaman dengan laporan saksi mata yang mengguncang itu hanyalah satu dari begitu banyak penyelidikan yang dilakukan organisasi bantuan internasional dan independen tentang perang Gaza.

Pekan ini Human Rights Watch juga mempublikasi laporan tentang pembunuhan warga sipil tak bersalah lewat senjata presisi tinggi. Sementara Palang Merah menggarisbawahi situasi persediaan barang di Jalur Gaza yang memburuk secara dramatis.

Namun semua peringatan ini tidak menggerakkan apapun. Bantuan dana yang dijanjikan tidak datang, orang yang bertanggungjawab atas perang yang tidak manusiawi dan serangan terhadap rakyat sipil, dari kedua pihak, juga tidak dituntut.

Dan ketika Menlu Jerman Frank Walter Steinmeier berniat sekali lagi berkunjung ke Timur Tengah, ia dikuatirkan akan -seperti yang sudah-sudah- menghindari Gaza.

Bettina Marx