1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

250111 Bundeswehr Skandale

25 Januari 2011

Utusan khusus urusan militer Parlemen Jerman, Hellmut Königshaus, membuka laporannya, Selasa (25/01). Fokus utama laporan itu adalah tiga skandal yang sementara ini memojokkan posisi Menteri Pertahanan zu Guttenberg.

https://p.dw.com/p/102cN
Hellmut Königshaus dengan laporan Bundeswehr di tahun 2010Foto: picture-alliance/dpa

Kasus pertama, Gorch Fock. Kapal layar Gorch Fock adalah kapal latih milik angkatan laut Jerman. Barang siapa menginginkan karir lebih tinggi di marinir Jerman, harus melewatkan waktu beberapa pekan di kapal ini untuk belajar. Tujuannya untuk membuat calon perwira peka terhadap bahaya yang dihadapi pelayaran, kata Jan von der Bank, yang pernah menjalaninya. "Pelayaran dan navigasi dilakukan seperti di abad ke-18. Dan itu dilakukan secara sadar. Tuntutannya tinggi, misalnya harus menarik tambang dengan tangan dan tidak menggunakan penarik elektronik."

Pada 7 November 2010, seorang prajurit jatuh ke atas geladak kapal, saat ia memanjat temberang, tali-temali untuk memperteguh tiang kapal, untuk memasang layar. Setelah peristiwa itu, rekan-rekannya menolak perintah untuk memanjat temberang dan mereka dituduh membangkang.

Sejak itu muncul kecurigaan bahwa prajurit dipaksa untuk melakukan tugas yang melebihi kekuatan mereka atau membahayakan keselamatan. Di kapal itu, praktek perploncoan adalah hal lumrah. Selain itu, prajurit perempuan mengeluhkan pelecehan seksual. Menteri Pertahanan Karl-Theodor zu Guttenberg dituduh tidak mencari informasi cukup mengenai kondisi pasukan. Sementara ini ia menskors kapten kapal Gorch Fock.

Tetapi kasus berikutnya muncul, di mana militer Jerman, otomatis juga sang Menteri, menjadi sasaran kritik.

Kasus kedua, Afghanistan. Pada bulan Desember 2010 seorang tentara berusia 21 tahun tewas akibat luka tembakan di kepala. Ia berada di kamp bersama rekan-rekannya. Militer Jerman, Bundeswehr, mengatakan kecelakaan. Apa persisnya yang terjadi? Menurut Bundeswehr, tembakan itu terlontar saat senapan dibersihkan.

Belakangan utusan khusus parlemen Jerman, Hellmut Königshaus, menuturkan apa yang diceritakan para tentara kepada dirinya. Kecelakaan itu terjadi ketika sejumlah tentara bermain-main dengan senjata mereka. Jelas sebuah pelanggaran, yang juga ditanggung oleh atasan. Tuduhan Königshaus pada menteri pertahanan, ia tidak mendapat informasi memadai tentang situasi. "Jika pimpinan kementrian kemungkinan besar baru tahu dari saya, maka menurut saya, ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Dan tentu saja ini menggelisahkan."

Pada saat yang sama muncul kasus ke tiga, bahwa untuk sementara surat dan kiriman lewat pos bagi tentara Jerman, dibuka secara sistematis di Afghanistan. USB flash drive dan benda-benda sejenisnya diambil. Sebuah pelanggaran nyata terhadap peraturan.

Helmut Königshaus, kini ingin menyelidiki, apakah perlakuan keras oleh atasan di Bundeswehr, lebih jauh daripada yang bisa diterima. Utusan urusan militer Parlemen Jerman itu menegaskan, ia adalah orang kepercayaan bagi para prajurit. Ia tidak ditugaskan oleh pemerintah, melainkan oleh parlemen.

Prajurit Bundeswehr adalah warga negara berseragam dan menurut undang-undang memiliki hak untuk menolak perintah yang bertentangan dengan hukum. Sejauh mana itu berlaku dalam kenyataan, ini juga yang dicari jawabnya dalam penyelesaian kasus-kasus tersebut.

Mathias Bölinger/Renata Permari

Editor: Yuniman Farid