1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Larangan Peliputan KTT Non Blok

15 September 2006

Di Jerman, organisasi wartawan menganggap larangan masuk Kuba sebagai hal yang tidak dapat diterima dan mereka menuntut pemerintah Kuba untuk menarik larangan tersebut. Berikut Komentar dari Michael Catritius

https://p.dw.com/p/CJaz
Havana, Kuba, tempat penyelenggaraan KTT Non Blok 2006
Havana, Kuba, tempat penyelenggaraan KTT Non Blok 2006Foto: AP

Kuba kembali menjadi sorotan dunia. Castro masih bertahan hidup dan rezimnya juga. Suatu hal yang disesali oleh para pengungsi Kuba di Miami. Di samping itu, perekonomian juga semakin membaik.

Memang sama sekali belum ke puncak. Tetapi tetap saja telah bangkit dari lumpur yang sebuah perekonomian yang hancur akibat dari embargo ekonomi Amerika Serikat dan dari sistem sosialis yang kaku.

Pun tidak ada yang berubah dalam prilaku berpolitik pemerintah Castro. Tahanan politik tetap dipenjara, kebebasan pers tetap saja merupakan kata asing. Hal ini terutama dirasakan oleh para wartawan asing, terutama wartawan Jerman ketika ingin meliput KTT Non-Blok di Havana.

Beberapa wartawan memang mendapat visa kerja, tetapi wartawan dari ARD, sebuah stasiun televisi dan radio Jerman, tidak diperbolehkan masuk. Apalagi koresponden dari Mexiko, Amerika Tengah dan kepulauan Karibik.

Kemungkinan pemerintah Kuba takut, bahwa koresponden-koresponden dari Amerika Latin dapat melihat keruntuhan Havana di balik kilauan konfrensi tingkat tinggi itu.

Keputusan llarangan masuk bagi wartawan-watawan asal Jerman disebabkan sebuah film yang disiarkan oleh stasiun televisi ARD pada awal tahun ini. Film dokumentasi berjudul "Pertemuan dengan Kematian“ yang dibuat oleh seorang sutradara Jerman ini, mengutarakan sebuah teori yang mengatakan bahwa Fidel Castro mungkin berada di belakang pembunuhan Presiden John F. Kennedy.

Nyatanya, film ini hanya mendapat reaksi yang biasa-biasa saja di Washington. Lagipula ada komentar pendek yang menyebutkan bahwa teori ini sudah sangat tua. Namun Havana tetap marah karena film ini. Menurut Kuba, film tersebut dapat memberikan Amerika sebuah alasan untuk suatu invasi.

Kebijakan Castro ini tidak hanya berlaku untuk koresponden ARD yang tidak ada sangkut pautnya dengan film ini, tetapi juga untuk rekan kerja mereka di bidang media cetak.

Mereka baru dikabari 3 hari setelah konfrensi tingkat tinggi ini dimulai, bahwa mereka tidak mendapat visa kerja dan tidak diperbolehkan untuk meliput petemuan antara negara-negara non-blok ini.

Hal ini bisa jadi merupakan sebuah pamer kekuatan terakhir dari Fidel Castro, yang karena alasan kesehatan harus menyerahkan jabatan ketua konferensi kepada Presiden Chavez dari Venezuela.

Michael Catritius