1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lawatan Emir Qatar Akhiri Isolasi Gaza

23 Oktober 2012

Kunjungan bersejarah Emir Qatar ke Gaza menyamakan pendapat pemimpin Tepi Barat dan Israel untuk pertama kalinya. Gaza saat ini masih berada di bawah blokade politik dan ekonomi.

https://p.dw.com/p/16VLH
Foto: Reuters

Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani masuk ke Gaza melalui Mesir hari Selasa (23/10) melalui pos perbatasan Rafah. Ia langsung disambut oleh pimpinan pemerintah Hamas di Gaza, Ismail Haniya.

Kunjungan ini menandai jeda dari isolasi diplomatis terhadap Gaza yang mulai diboikot sejak Hamas berkuasa. Wilayah tersebut juga menjadi subyek blokade Israel-Mesir sejak tahun 2007. Lawatan Sheikh Hamad menjadi kunjungan pertama pemimpin asing ke wilayah berpenduduk 1.7 juta jiwa itu. Qatar menyebut lawatan ini sebagai kunjungan kemanusiaan.

Dalam perbincangan dengan Sheikh Hamad, Haniya menyebut kunjungan tersebut sebagai sebuah 'kemenangan.'

"Anda secara resmi mendeklarasikan berakhirnya blokade politik dan ekonomi yang diberlakukan terhadap Jalur Gaza oleh kekuatan yang melambangkan ketidakadilan dan tirani," ujarnya kepada sang sheikh.

Haniya merujuk pada blokade Israel yang menghambat warga Palestina membawa bahan-bahan konstruksi masuk ke Gaza.

Termasuk dalam agenda kunjungannya, Sheikh Hamad meresmikan proyek pembangunan kembali di wilayah miskin yang bernilai 400 juta Dolar. Wilayah tersebut luluh lantak akibat pendudukan Israel selama 22 hari di tahun 2008. "Hari ini kami menghancurkan dinding blokade melalui kunjungan ini. Terima kasih Qatar!" tegas Perdana Menteri Haniya.

Bulan lalu Doha menyatakan siap menginvestasikan 254 juta Dolar untuk pembangunan 1.000 rumah di Khan Yunis. Namun saat peresmian, Haniya mengumumkan keputusan Qatar untuk menaikkan jumlah tersebut hingga hampir dua kali lipat. Bertambahnya dana berarti 2.000 rumah lagi yang akan dibangun di 'Kota Emir Hamad,' dan juga dialokasikan untuk proyek perumahan bernilai 25 juta Dolar bagi para tahanan yang dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel tahun lalu.

Pemuda Palestina mengibarkan bendera Qatar dekat perbatasan Rafah menyambut Emir Qatar
Pemuda Palestina mengibarkan bendera Qatar dekat perbatasan Rafah menyambut Emir QatarFoto: Said Khatib/AFP/Getty Images

Kecaman dari luar

Jalanan penuh dengan bendera Qatar dan Hamas, lengkap dengan spanduk terima kasih terhadap dukungan negara Teluk tersebut. Ratusan warga Palestina mengerumuni jalur yang dilalui Sheikh Hamad beserta delegasi - termasuk istrinya Sheikha Moza binti Nasser dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassem al-Thani - menuju sebuah upacara di Universitas Islam yang memberikan gelar doktor kehormatan kepada Sheikh Hamad dan istrinya.

Israel menilai kunjungan pimpinan Qatar yang kaya minyak bumi dan juga sekutu Amerika Serikat itu sebagai sesuatu yang 'mengejutkan' mengingat kelompok Hamas yang berkuasa telah disebut sebagai organisasi teroris oleh negara-negara Barat. Israel mengaku tercengang melihat Qatar berpihak dalam konflik Palestina dan mendukung Hamas. Jurubicara Israel mengatakan, "Emir Qatar sama saja mengorbankan perdamaian."

Kecaman terhadap kunjungan Emir Qatar juga datang dari Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, dari Partai Fatah, sebagai wujud perpecahan politik yang selama ini memisahkan Gaza dari Tepi Barat. Abbas berharap lawatan Sheikh Hamad tidak akan menghambat upaya penyatuan Palestina ataupun mensinyalir persetujuan bagi terpecahnya Palestina.

Berbagai upaya untuk merekonsiliasi dua gerakan terbesar di Palestina itu, hingga membentuk sebuah pemerintahan persatuan nasional di seluruh Tepi Barat dan Gaza, sampai kini belum membuahkan hasil. Hamas masih menolak berdamai dengan Israel dan terus mencemooh Abbas atas upayanya yang dinilai sia-sia dalam memperjuangkan sebuah negara Palestina yang berdaulat.

cp/vlg (AFP, AP, dpa, Reuters)