1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lebih Banyak Blue Card Bagi Tenaga Ahli

Kathrin Erdmann6 November 2012

Bagi tenaga kerja asing yang berkualifikasi tinggi, Blue Card merupakan jalan pintas untuk menetap di Jerman.

https://p.dw.com/p/16dQB
Foto: picture-alliance/chromorange

Bentuknya mirip dengan kartu identitas Jerman. Dautmammet Rejepov memegang Blue Card, kartu berwarna biru, dengan bangga. Lelaki asal Turkmenistan ini, Agustus lalu datang ke Hamburg, disponsori majikan barunya, perusahaan listrik RWE. "Perusahaan ini memiliki proyek penelitian di Turkmenistan" dan pemuda itu melamar ke sana.

Sebelum tiba di Jerman, Rejepov belum pernah mendengar tentang Blue Card. Kini ia amat senang, karena bisa begitu cepat menerima ijin tinggal. Ia bisa mendapatkan ijin tinggal dalam dua tahun, apabila mampu berbahasa Jerman dan memiliki sebuah kontrak kerja berjangka. Karenanya bagi Rejepov, yang baru berusia 30 tahun, ada motivasi khusus untuk segera belajar bahasa Jerman.

Permintaan Tinggi

Namun bukan itu saja yang membuat ahli gas dan minyak bumi ini. Keputusan untuk pindah, menjadi lebih mudah karena ia bisa membawa istrinya, Enesh Bashimova ke Jerman. Ia juga menerima ijin tinggal yang memungkinkan untuk langsung bekerja. Berbeda dengan ketentuan bagi keluarga pendatang yang kualifikasinya lebih rendah, ia tidak wajib berbahasa Jerman.

Dautmammet Rejepov und seine Frau Enesh Bashimova
Dautmammet Rejepov dan Enesh BashimovaFoto: Kathrin Erdmann

Blue Card diluncurkan di Jerman Agustus lalu, dan setidaknya di Hamburg peminatnya banyak- Kota perdagangan ini telah mengeluarkan 163 buah Blue Card. Jumlah total untuk Jerman belum diketahui. "Banyak Blue Card diberikan kepada warga India“, ungkap Birte Steller dari Welcome Center. Di sini, para tenaga ahli dari luar negeri bisa mendapatkan keterangan mengenai ijin tinggal, Blue Card dan informasi praktis mengenai kehidupan di Jerman. Menurut Steller, banyak pertanyaan seputar pelabuhan, penerbangan, maskapai laut, energi terbarukan dan permainan komputer.

Kekurangan Tenaga Ahli

Dulu Birte Steller agak kritis terhadap Blue Card. Ia khawatir, bahwa penetapan penghasilan minimum antara 35.000 dan 45.000 Euro akan mendorong perusahaan Jerman untuk memilih pekerja asing, daripada tenaga dalam negeri. Terlalu awal untuk dipastikan, kilah Steller saat ditanyai tentang itu. "Ini harus dipantau, karena mungkin memang secara keseluruhan gaji bulanan itu turun“, tambahnya perlahan.

Menurut polling lembaga penelitian pasar di Nürnberg, sekitar 8 persen perusahaan Hamburg gagal mengisi kebutuhan tenaga ahlinya dalam enam bulan pertama 2011. Jumlah itu lebih rendah daripada di tahun 2000, tapi bukan perbaikan yang besar. Sementara para ilmuwan juga memperkirakan bahwa kebutuhan untuk tenaga ahli akan meningkat. Salah satu alasannya adalah masyarakat Jerman yang menua. Bagi perusahaan kecil khususnya, sangat bermasalah apabila sebuah posisi dibiarkan kosong untuk jangka waktu lama.

Bisa Melangkah Lebih Jauh

Birte Steller dari Welcome Center di Hamburg mencatat adanya ketertarikan besar bagi Blue Card itu, namun ia menilai sebenarnya Jerman bisa melangkah lebih jauh. Misalnya dengan penyetaraan lulusan sekolah tinggi dengan lulusan lima tahun pendidikan kejuruan. Namun untuk itu harus ada perundangan khusus, dan hingga kini Kementrian Tenaga Kerja di Berlin belum melihat kebutuhan untuk menjalankan kebijakan seperti itu.

Birte Steller
Birte StellerFoto: Kathrin Erdmann

Senator Hamburg untuk Tenaga Kerja, Detlef Scheele tidak melihat kekurangan tenaga ahli di kotanya, tapi melihat kegunaan penyetaraan tersebut. "Kami harus mengambil tindakan preventif", begitu ungkapnya. Namun iapun memperingatkan, bahwa penyetaraan itu tidak boleh meliputi pendidikan kejuruan yang lebih ringan. Ia ingin mengajukan tema itu untuk dibahas bersama dengan negara-negara bagian lain.

Keberhasilan sistim Blue Card nantinya akan bergantung pada kemampuan Jerman untuk mempertahankan para tenaga ahli ini di Jerman. Dautmammet Rejepov dan istrinya, Enesh Bashimova belum mau memastikan. "Dulu kami tinggal di Afrika, siapa tahu ke mana pekerjaan kami akan membawa kami nantinya." Kenyataannya, Blue Card juga memudahkan untuk berjalan-jalan dan bekerja di seluruh Uni Eropa.