Ledakan Bom di Kandahar Tewaskan Delapan Anak
5 Oktober 2010Hingga lima bom meledak secara beruntun di Kandahar hari Selasa (05/10). Bom-bom tersebut ditempatkan pada sebuah persimpangan jalan yang lalu lintasnya ramai dan terletak sekitar lima kilo meter dari pusat kota. Seorang juru bicara pemerintah provinsi menyatakan, delapan anak dan seorang polisi tewas akibat ledakan. Selanjutnya dikatakan bahwa banyak orang yang bergegas menuju lokasi kejadian setelah ledakan pertama untuk memberikan bantuan. Stasiun radio dan televisi setempat mengimbau penduduk untuk segera menyumbang darah bagi korban-korban. Puluhan warga mendatangi rumah sakit Mirwais untuk memberikan sumbangan darah. Demikian dilaporkan kantor berita AFP.
Kepala dinas kesehatan Kandahar, Abdul Qayoum Pukhla mengkonfirmasi jumlah korban. Di antara korban cedera terdapat empat polisi dan delapan anak-anak. Delapan korban dinyatakan menderita luka berat. Hingga berita ini diturunkan masih belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun serangan serupa acap kali dilancarkan kelompok Islam radikal Taliban. Kota Kandahar dan provinsi rawan yang namanya juga Kandahar dianggap sebagai markas besar Taliban.
Tewas setelah enam bulan memangku jabatan
Sementara itu, juga hari Selasa (05/10) wakil walikota Kandahar, Nor Ahmed Nazari meninggal akibat tembakan yang dilepaskan sejumlah pria bersenjata saat ia berada dalam perjalanan pulang ke rumah. Seorang juru bicara pemerintah menyatakan, pada malam hari waktu setempat pria-pria tak dikenal yang mengendari sepeda motor menembak Noor Ahmad Nazari yang kemudian terluka parah. Beberapa jam kemudian ia meninggal di rumah sakit.
Nazari memangku jabatannya sebagai wakil walikota enam bulan yang lalu setelah pendahulunya Azizullah ditembak mati dari jarak dekat, ketika ia bersembahyang bulan April lalu. Kepolisian Afganistan menuduh "musuh Afganistan" yang menjadi dalang pembunuhan. Kata itu biasanya digunakan bagi Taliban yang kekuasaannya dijatuhkan melalui invasi pasukan AS ke Afganistan tahun 2001.
Ribuan tentara NATO dan Afganistan saat ini sedang melancarkan ofensif "Operation Dragon Strike" di sekitar Kandahar. Operasi ini merupakan bagian dari upaya untuk menghancurkan dan mengusir Taliban dari kota yang berpenduduk lebih satu orang itu dan daerah sekitarnya.
Taliban mengaku gunakan taktik gerilya
Kota Kandahar semasa pemerintahan Taliban dari tahun 1996 sampai 2001 dijadikan pusat pelaksanaan kekuasaan. saat ini Kandahar juga merupakan pusat pelancaran aksi perlawanan Taliban. Grup monitoring "The SITE" pekan ini mengutip milisi yang mengatakan bahwa operasi milter NATO dan Afganistan hanya berdampak kecil terhadap kemampuan Taliban untuk melancarkan serangan. The SITE mengutip Mullah Muhammad Issa Akhud yang mengaku sebagai komandan militer bagi provinsi Kandaha. Ia mengatakan bahwa para anggota perlawanan kini menerapkan taktik gerliya dan tidak bergerak dalam jumlah yang banyak.
Panglima pasukan internasional di Afganistan, Jenderal AS David Petraeus mengatakan kepada AFP pekan lalu, sekitar 7.000 pasukan terlibat dalam operasi "Dragon Strike" yang bertujuan menggunakan "tekanan tambahan yang substansial" terhadap kelompok perlawanan.
Christa Saloh/dpa/afp
Editor: Edith Koesoemawiria