1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ledakan Pipa Pertamina Renggut 8 Nyawa

Zaki Amrullah23 November 2006

Pipa gas Pertamina yang tertanam di dekat pusat semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas di Sidoarjo meledak hari Rabu (22/11) kemarin.

https://p.dw.com/p/CIxT

Korban ledakan pipa gas Pertamina yang berada di kawasan PT Lapindo bertambah. Delapan orang meninggal dunia, belasan terluka, akibat semburan api dan tertimbun lumpur. Mereka yang tewas umumnya anggota TNI Polri yang sedang berjaga di lokasi sempuran lumpur Lapindo.

Pergeseran tanah di sekitar pipa gas Pertamina karena semburan lumpur Lapindo diduga sebagai penyebab utama ledakan pipa gas yang tertanam 12 meter di bawah tanah itu. Demikian dinyatakan juru bicara Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Rudy Novrianto.

Menurut Rudy, Tim Nasional Penanggulangan Lumpur sebelumnya juga telah memperkirakan kemungkinan terjadinya ledakan gas ini, menyusul amblasnya tanah disekitar lokasi. Namun mereka terlambat mengantisipasinya.

Saksi mata, Mulyadi warga Kedung Rejo, melukiskan, suara ledakan pipa gas menyerupai ledakan bom dengan semburan api setinggi hampir 500 meter.

Akibat ledakan ini, tanggul penahan lumpur panas di kolam penampungan jebol dan menumpahkan lumpur ke ruas jalan tol Porong – Gempol kilometer 37 dan 38. Selain menelan korban jiwa, ledakan gas ini juga mengakibatkan terhentinya pasokan gas dari Pertamina untuk sejumlah industri di Jawa Timur, seperti PLN Distribusi Jawa Bali, Petrokimia Gresik dan Perusahaan Gas Nasional. Namun Pertamina menyatakan, akan menyiapkan BBM sebagai pengganti. Seperti yang diungkapkan juru bicara Pertamina Toharso.

Pipa gas milik Pertamina ini ditanam di kedalaman 12 meter dari permukaan tanah dan membentang mulai dari Pulau Kangean sampai Kabupaten Gresik Jawa Timur. Pipa itu berfungsi menyalurkan pasokan gas untuk sekitar 25 pabrik di Gresik dan PLN Jawa Bali.